Wednesday, September 28, 2011

Ketika hati berduka


Bumi seakan berguncang, ketidak percayaan dan keperihan tidak terkira ketika mendengar berita bahwa seseorang yang kita kasihi telah meninggalkan kita menghadap Tuhan yang Esa di Sorga sana.
Tidak ada seorangpun siap mendengar berita kematian, kendati orang yang meninggalkan kita telah menderita penyakit yang tak kunjung sembuh. Kematian merenggut orang yang kita kasihi dari sisi kita yang menyisakan duka nan dalam di hati kita, namun siapakah yang dapat menolak hukum yang pasti didunia ini bahwa kita semua akan meninggal.
Adik kami yang paling bungsu, yang paling kecil diantara kami semua telah mendahului kami menghadap yang maha Kuasa. Terbayang ketika aku ikut papa menjenguk mamaku saat melahirkan adikku yang bungsu ini, betapa hati senang dan bahagia melihat bayi mungil di pembaringan, aku menatapnya dan mengatakan ini adikku yang baru lahir........ kini hal yang sama kutatap dia di pembaringannya melihatnya tebujur kaku, dingin karena telah mendahului kami. Pelbagai perasaan muncuk dalam diri kami, Sebagai kakak aku merasa kurang banyak waktu ngobrol dengannya, teringat akan semua kesenangan dan kemarahan bersamanya dahulu. Segala kebencian menjadi duka yang berkepanjangan, semua kenangan manis terbayag bersamanya dahulu dan aku merasakan kehadirannya dalam benakku dan relung hatiku.......
Yusuf, kami memanggilmu dengan sebutan Apuk, selamat jalan adikku yang kukasihi. Aku tahu kemana engkau pergi, aku tahu engkau telah kembali kepangkuannya yang Esa, yang penuh belas kasih. Tuhan YEsus memelukmu dan membelai engkau dalam kecintaanNya dan memberi kesembuhan dengan tubuh yang baru.
Puk.... kami sedih di tinggal olehmu namun aku bahagia disaat terakhir engkau selalu meminta aku mendoakanmu mohon pengampunan dari Tuhan. Tuhan mengampunimu itu pasti. Selamat jalan adikku.....selamat jalan......Kita akan berjumpa kelak di rumah Bapa di Sorga.