Monday, December 17, 2018

Menikmati kebersamaan

Dengan semakin bertambahnya usia seseorang semakin bertambahnya pengalaman hidupnya dan juga kenangan dalam relasinya didalam perjalanan hidupnya.
Tahun ini sudah hampir mendekati akhir dari 2018, segala rencana muncul untuk mengisi kenangan diakhir 2018 ini.

Aku sangat bersyukur kepada Tuhan dapat menikmati hidup sampai saat ini dimana setelah mengalami sakit yang cukup berat dan meliwati masa kritis, ini adalah kesempatan ke 2 yang Tuhan berikan kepadaku.

Sejak peristiwa itu banyak hal yang kulalui ku kenang baik baik, dan setiap kesempatan selalu berusaha mengambil sebagai kenangan dalam hidup yang tidak boleh di sia-siakan.

Di Desember ini aku ingin sekali mengunjungi kakak sepupuku yang sedang sakit Cancer di Macau dan juga ayahnya, yang semasa dulu begitu dekat dengan aku kini sedang sakit tua. Ada kerinduan berjumpa dengan mereka dan semua kenangan masa lalu bersama dengan mereka dan almarhumah tanteku terbayang jelas dimata sehingga semakin menambah keinginan untuk bertemu. Karena aku merasa waktu tidak ada seorangpun yang tahu, selagi ada kesempatan maka ambil kesempatan itu.

Bertepatan dengan itu dengan majunya teknologi aku tersambung kembali dengan teman teman semasa SD dan SMP dan berulang kali terjadi kontak dan saling mengunjungi. Inipun merupakan anugrah luar biasa yang Tuhan ijinkan sehingga kembali merajut pertemanan dengan teman masa kecil ini.
ada kerinduan dari teman teman untuk bisa mengadakan perjalanan bersama sambil mengenang masa persahabatan maka tercetuslah akan mengadakan perjalanan reuni.

Tuhan sungguh baik tujuan yang di pilih oleh teman teman adalah Hongkong dan Macau, berarti aku dapat menikmati ke duanya, reuni bersama dengan teman sekaligus mengunjungi Om dan sepupuku yang sedang terbaring sakit, singkat kata akhirnya Tuhan ijinkan semua itu dapat aku alami dan nikmati.

Terima kasih Tuhan untuk semua pertemanan dan kesempatan yang Tuhan ijinkan boleh aku nikmati dalam hidup ini, berkati kami semua dan juga untuk kesehatan kami semua.

amiiiiiiin.








Friday, September 7, 2018

Menghadapi masa Pensiun


Masa kehidupan manusia sangat cepat berlalu,  masa kanak dan remaja serasa belum lama terjadi, masih terlintas jelas detail peristiwanya namun tatkala kita sadari ternyata sudah berlalu sekian puluh tahun lalu.

Setiap jenjang usia kita mengalami perubahan perubahan situasi kehidupan, perubahan yang terjadi ini bisa berdampak positif maupun negatif, yang pasti menimbulkann krisis.

Banyak orang berusaha mempersiapkan setiap masa dalam kehidupannya namun tidak semua dapat di prediksi dan tidak semua persiapan dapat memenuhi semua harapannya.

Satu hal krisis yang acapkali menimpa dalam semua keluarga adalah masalah pensiun. Masa pensiun memang tidak semua sama tahun usianya, namun secara umum mereka masuk usia pensiun di usia 55 tahun, namun ada yang pensiun di usia 65 tahun. Dengan demikian apa yang harus dipersiapkan menghadapi usia pensiun ini.

Kebanyakan orang mempersiapkan materi untuk semua kemungkinan masa pensiunnya, namun tidak semua orang dapat mempersiapkan diri dalam hal materi, khususnya bagi mereka yang hanya menerima gaji bulanan untuk mencukupi hidupnya. Mereka hanya menyisakan dari gaji mereka untuk masa depan ini, namun apakah ini cukup untuk masa pensiun mereka. Inilah yang seringkali menakutkan bagi kebanyakan orang.

Bagi mereka yang berkelimpahan atau cukup secara materi mungkin mereka siap untuk hal materi, namun mereka seringkali justru diperhadapkan dengan masalah emosional atau psikologis mereka, yaitu masalah penghargaan diri dan kedudukan dimata masyarakat. Mereka takut sekali kehilangan pengaruh di masyarakat dan posisi mereka dalam masyarakat.

Masa pensiun merupakan momok bagi kebanyakkan orang, namun apakah memang harus ditakuti dan tidak siap memasuki masa pensiun ini. Semua kembali kepada diri kita sendiri dan panggilan kita dalam kehidupan didunia ini.

Pensiun dapat dipersiapkan, namun persiapan masa pensiun ini tidak hanya untuk kita pribadi saja,  namun harus dipersiapkan bersama pasangan kita. Kita harus mempersiapkan diri bersama dengan pasangan kita dalam segala sesuatunya.

Beberapa persiapan yang harus dilakukan adalah:
1.     Menerima realita kehidupan bahwa saatnya kita harus mundur dari segala sesuatu kesibukkan, tongkat estafet harus di serahkan pada generasi muda.
2.     Mempersiapkan hati  akan kehilangan banyak hal, misalnya kekuasaan, kedudukkan, penghargaan  sekaligus penghasilan.
3.     Bersama pasangan siap menerima perubahan yang akan terjadi dalam relasi mereka.
4.     Siap menghadapi gesekkan karena banyak waktu akan di lalui bersama dengan pasangan setiap harinya.
5.     Mulai merencanakan bagaimana meliwati hari hari bersama dengan pasangan dan berbagi tugas masalah di rumah.
6.     Merubah gaya hidup yang sudah terbangun selama ini, menghitung setiap rupiah yang harus dikeluarkan.
7.     Tidak menaruh harapan kepada anak-anak karena akan menimbulkan kekecewaan besar.
8.     Mendekatkan diri kepada sang pencipta dan melayaniNYA.

Demikian sedikit tips yang bisa kita pikirkan dan persiapkan dalam menghadapi masa pensiun ini, jangan melulu meletakkan dalam hal materi tetapi justru hal hal moril dan psikologis yag akan banyak mengganggu kehidupan kita. Masalah materi bukan tidak menjadi masalah namun mungkin masih bisa disiasati dengan gaya hidup simplicity mencukupkan diri dengan apa yang ada
Tuhan memberkati

Ev. Julimin Nagaputra. M.Min.

Tuesday, February 27, 2018

kesulitan Mencintai

Pertanyaan yang akan kita renungkan adalah: 
Manakah yang lebih baik, mencintai ataukah di cintai?
Pilihan dari jawaban ini ternyata memberikan implikasi dan pemikiran yang cukup luas dalam kita berelasi dengan pasangan.
Awal sebelum masuk dalam pernikahan, aku pernah berpikir lebih baik saya akan menikahi seorang wanita yang mencintai saya dibanding dengan orang yang saya cintai tetapi tentu saja masih dalam kategori yang saya sukai. 
Kenapa saya berpikir secara demikian pasti ada latar belakangnya. Saat saya masih muda belia, saya termasuk seorang yang rendah diri dan pemalu. Sulit sekali saya mengungkapkan perasaan senang saya pada lawan jenis secara verbal saya hanya berusaha menunjukkan perasaan senang saya dengan sedikit memberi perhatian kepadanya, namun seringkali perhatian ini tidak terperhatikan olehnya bahkan tatkala ada seseorang yang juga sedang melakukan pendekatan padanya maka pasti saya akan mundur teratur dan merasa sedih. Seiring dengan pertumbuhan hidupku yang terkontaminasi dengan kenakalan pemuda metropolitan semakin membawa aku rendah diri terhadap lawan jenis. Perasaan rendah diri ini tertutupi oleh kepandaianku dalam bergaul dan memiliki banyak sekali sahabat baik sejenis maupun lain jenis. Dan mulai saat itu yang ada dalam diri saya adalah pemikiran bahwa saya hanya akan mengasihi dan mencintai dan menikah dengan seorang wanita yang mengasihiku dan mencintaiku apa adanya dan saya akan sungguh sungguh dengannya, itu saja pemikiranku.
Namun sebaliknya saya berjumpa dengan seorang rekan yang sedang mengeluh, betapa ia mempunyai seorang pacar yang sangat mencintainya, saking mencintainya sahabatku itu merasa teranam semua kebebasannya. Setiap hari di perhatikan, di tilpon, ditanya ini dan itu, pergi dengan siapa dan berteman dengan siapa bahkan sampai memakai baju apapun diperhatikan dengan sangat oleh si Pacar. Akibatnya ia merasa sangat tidak suka dan terintimidasi dan terkekang. pemikiran bagiku jadi sebaiknya bagaimana? Lebih baik mencintai atau dicintai.
Mengacu kepada kehidupan manusia yang diciptakan oleh Allah segambar dan serupa denganNYA. Allah adalah kasih, manusia diciptakan dalam kasih dan kasih Allah ada dalam diri ciptaanNYA sehingga ciptaan ini mempunyai kemampuan untuk mengasihi. Kita di haruskan mengasihi Tuhan Allah dan juga sesama kita manusia. Kita harus mengasihi dengan kasih dari Allah.
Dengan pengertian ini diaplikasikan dalam kontak berelasi dengan pasangan kita. Berarti saya harus belajar mengasihi dan juga sekaligus dikasihi. Aku dikasihi oleh Allah dan dengan kasih Allah aku mengasihi orang lain. Aku mengasihi pasanganku dan pasanganku mengasihiku karena kami berdua saling mengasihi maka dampaknya kami berdua juga akhirnya menerika dikasihi oleh pasangan masing-masing. 
Dosa menjadi masalah yang paling merusak esensi kasih itu. Sejak dosa ada dan merongrong kasih itu sehingga manusia tidak lagi mempunyai kasih yang murni. Kasih manusia sangat dipengaruhi seberapa saya suka dia, seberapa dia menyenangkan saya, kasih yang mempunyai motivasi yang salah. Mungkin motivasi tidak salah namun chemistry perasaan itu sangat berperan.
Manusia dalam dosa kebanyakan mengasihi dengan alasan karena....... , bukan lagi mengasihi walaupun..........
Inilah pergumulan kita dalam berelasi dalam rumah tangga. Kesulitan kita mencintai pasangan kita karena dia tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan dan ingini. Pergumulan ini seharusnya muncul dalam masa pacaran bukan masa sudah berumah tangga. Setelah berumah tangga tujuan kita adalah satu yaitu menyatukan diri menjadi sedaging dan melakukan pekerjaan yang Allah sudah siapkan untuk keluarga kita. Maka konsekuensinya adalah sesulit apapun yang harus ada adalah, Aku mengasihi pasanganku walaupun Ia tidak sesuai dengan apa yang aku mau, walaupun ia sekarang tidak lagi secantik / seganteng dulu, walaupun ia tidak sesehat dulu atau apapun juga.
Itulah perjuangan kita yang hanya dapat kita lakukan dengan pertolongan KASIH dari Allah. Kasilah Allah dan biarlah kasih ALLAH bekerja dalam diri kita untuk mengasihi pasangan kita dan orang lain.

Wednesday, January 31, 2018

Peristiwa gagal Ginjal: Setelah Transplant hingga saat ini

10 bulan sudah berlalu peristiwa transplantasi ginjal ku yang berhasil dilakukan di Singapore di rumah sakit Mount elizabeth, namun perjalanan hidup berkenaan dengan kesehatan ginjal ini belumlah berakhir. Transplantasi ini memang merupakan mujijat yang Tuhan berikan kepadaku, dari segi apapun yang kulihat rasanya mustahil namunn itulah yang terjadi Tuhanku Luar Biasa!!!!!!
Keberhasilan pencangkokan ginjal ini harus di pelihara dan dijaga seumur hidup dan harus mawas diri. Memang aku sudah terlepas dari proses cuci darah namun tidak berarti aku sudah lepas segalanya, aku masih harus meminum obat seumur hidupku.
Awal setelah transplantasi aku harus kontrol ke dokter dua hari sekali sehingga tidak memungkinkan aku pulang pergi ke Singapore dan akhirnya aku menetap di Singapore selama 2 bulan. selama dalam proses penerimaan dan adaptasi Ginjal dengan tubuhku ternyata aku masih mengalami sedikit penolakkan sehingga dokter memberikan obat tambahan dan suntikkan yang terus di monitor oleh dokter tersebut, dan aku harus menjalani 2 hari sekali check laboratorium untuk melihat hasilnya dan pemeriksaan lab ini memerlukan biaya yang sangat besar.  bersyukur setelah liwat beberapa minggu akhirnya tubuhku dapat menerima ginjal tersebut dan mulailah berkurang kunjungan kedokter menjadi seminggu sekali lalu berlanjut 2 minggu sekali, karena 2 minggu sekali dan masa sewa rumah di Singapore selama 2 bulan telah selesai maka kami pulang ke Jakarta.
Selama beberapa bulan kami harus bulak balik Jakarta Singapore untuk memeriksakan diri, pernah aku mengusulkan untuk memeriksa lab di Jakarta saja dan hasilnya saya bawa ke Singapore namun di tolak oleh team dokter disana, maka kami tetap memeriksakan diri ke Singapore dengan biaya Lab yang sangat aduhai.....
Tuhan luar biasa memberikan banyak kesempatan dan kemurahan padaku, sampai pada satu saat aku merasa berat sekali untuk membeli obat di Singapore maka dokter mengijinkan aku membeli di Jakarta dan di beritahu bahwa saya bisa mengajukan ke BPJS di Indonesia agar bisa dapat gratis dan sisa obat lainnya boleh beli juga di Jakarta.
Begitu mendengar kabar baik ini maka saya langsung menggunakan BPJS ku untuk mulai ke puskesmas dan rujugan ke rumah sakit Cipto dan akhirnya aku memeriksakan diri ke Cipto dengan dokter Endang Susalit dan berlanjut ke poli ginjal di RS Ciptomangun kusumo. puji syukur semua berjalan dengan lancar. Namun demikian 3 bulan sekali aku masih memeriksakan diri ke singapore ke dokter Lye way Chong dan ke dokter Tan Eng Chon.
Hal yang meresahkan kadang di rumah sakit Cipto kami bertemu dengan banyak orang yang sependeritaan namun seringkali mendengar cerita cerita bahwa ada yang baru sekian tahun rusak kembali, ada yang beberapa bulan dan berita negatif ini sungguh meresahkan namun heran selama di Singapore justru aku mendengar yang sebaliknya ada yang sudah diatas 10 tahun ada yang sudah 18 tahun. akhirnya semua kembali kepada kita bagaimana merawat diri dan jaga kesehatan.
Untuk mereka yang terkena gagal ginjal jangan menyerah, hidup ini ada lah perjuangan mungkin sekali kita harus berjuang dengan cuci darah jalani dan jangan takut Tuhan berserta dan memberi penghiburan

Tuesday, January 23, 2018

PERISTIWA GAGAL GINJAL 5: PROSES TRANSPLANTASI

DOCTOR TAN ENG CHON
UROLOGI dari Mount Elizabeth Hospital yang menangani berjalannya Operasi Transplanatasi Ginjal ku pada tanggal  21 Maret 2017
doctor yang sangat menolong dan baik hati serta ramah merawatku sampai dengan hari ini. Beliau seorang Kristen yang baik hati dan menjalankan kasih dari Kristus dalam praktek kedokterannya.


DOCTOR LYE WAY CHONG
Seorang nefrology ahli ginjal yang menangani aku selama sakit ginjal. dan beliau lah yang memimpin 
jalannya operasi tranplantasi ginjal. Beliau masih menangani hingga saat ini.
Doctor Lye Way Chong inilah seorang dokter yang luar biasa yang melakukan transplantasi ginjal sekalipun berbeda golongan darah ia mampu melakukannya sungguh talenta yang sangat luar biasa untuk menolong manusia yang membutuhkan.

Proses:
Setelah kami mempersiapkan semua hal yang diperlukan kami mencari waktu yang tepat untuk melakukan jalannya operasi. Saat kami berangkat kami ditemani oleh teman baik dari Gereja yang bernama Jusni Rijab dan seorang lain teman baik dari Yayasan Eunike bernama Anastasia Grace.
Sebelum kami berangkat beberapa orang dari gereja dan dari Yayasan Eunike mengupayakan tempat tinggal yang dapat kami gunakan selama kami berobat di Spore yang diperkirakan membutuhkan waktu 2 bulan pemulihan. kami di cari kan tempat yaitu di daerah Potong Pasir.
Malam itu kami berangkat ke Singapore dan tiba di Potong Pasir. Grace dan kami berdua tinggal di Potong Pasir sedangkan Jusni Ia ke Hotel karena masih ada yang harus dikerjakan berkenaan dengan urusan kantornya.
Ke esokkan harinya kami pergi ke Klinik Lye Way Chong di Lucky plaza lantai 5, kami melakukan serangkaian pemeriksaan dan diharuskan melakukan lagi Haemodialysys selama 5 jam. mereka semua pergi meninggalkan aku di ruang cuci darah. Sementara itu pendonor sudah masuk ke rumah sakit dalam rangka persiapan juga disana. Selesai melakukan cuci darah kami langsung pergi ke rumah sakit Mount Elizabeth dan langsung masu ruangan yang sudah disiapkan untuk beristirahat karena operasi akan dilakukan sore menjelang malam. Saat itu tidak ada sedikitpun rasa takut atau gentar. Perasaan yang ada adalah keinginan untuk sembuh yang sangat besar.
Beberapa family, teman dekat bahkan beberapa majelis dari gereja datang menjenguk dalam persiapan operasi ini. Mereka semua menghibur dan memberikan kekuatan agar tidak gentar. Hingga saatnya saya mulai di dorong masuk ke ruang operasi

saat memasuki lorong itu tiba-tiba ada perasaan tegang, dan aku memegang erat tangan istriku tanpa terasa air mata mengalir di pipi dan kulihat wajahnya dengan dalam pikiranku tiba tiba membayangkan mungkin ini kali terakhir aku memandangnya, lalu aku melihat sekeliling dan juga sahabat yang mengantarku.
Aku diletakkan di lorong sambil menanti kedatangan dokter yang akan mengoperasikan diriku
Setelah sekian lama menanti akhirnya datang lah para dokter yang akan menangani operasiku. saat itu yang aku tahu ada dokter Lye, Dokter Tan, dan Dokter Rauf. saat itu aku melihat jam sekitar 17.30 aku melihat jam karena aku ingin sekali tahu mungkin sekali itulah jam kematianku, itulah pikiran yang ada. Lalu aku hanya mendengar dokter mengatakan baik kita mulai dan tidak berapa lama aku sudah tidak ingat apa-apa lagi

Thursday, January 18, 2018

PERISTIWA GAGAL GINJAL 4: PROSES PENGUMPULAN DANA

Setelah meliwati proses demi proses maka sampailah pada penentuan tanggal kapan melakukan proses transplantasi ini. Waktu menyocokkan antara pendonor dan aku sehingga tidak mengganggu banyak waktu dari si pendonor. Sementara itu hal yang crusial atau penting adalah mengenai dana operasi yang harus didapat dari mana?
Semua orang yang pernah mengatakan hal baik mengenai saran mereka transplan tidak berbicara apa-apa, sementara itu aku sendiri sedang mengumpulkan apa yang aku bisa. Dari dokter di Spore mengatakan biaya yang diperlukan minimal 80.000 Singapore dollar dan sahabat kami mengatakan jangan kuatir dahulu mereka akan mengupayakan bersama dengan kami. Berdasar dari real cash yang aku miliki adalah sebesar 100 juta lalu dari family akhirnya total terkumpul 250 juta jauh dari cukup. Aku terus mengupayakan menjual tanah kami yang ada di Serpong untuk menambah biaya ini namun tidak terjual terus karena property sedang sepi. Lalu dari beberapa teman kantor, sahabat dekat dan tanteku akhirnya terkumpullah 400 juta lalu berkat gembala kami menggalang dana dengan sahabat sahabat di kemajelisan akhirnya secara luar biasa tergenapi sebesar 800 juta atau setara dengan 80.000 singapore dollar. 
Sungguh luar biasa Tuhan mencukupkan sehingga kami bisa pergi dengan tenang dan siap melaksanakan proses transplantasi ini.
Tuhan siapakah saya ini, Engkau luar biasa dahsyat tatkala aku harus memikirkan mama ku yang sedang terbaring sakit karena sakit yang sama gagal ginjal yang memerlukan biaya besar dan beliau sangat dekat dengan saya dan tidak bisa menolong apa apa namun isitulah KAU nyatakan kasihmu. Mama begitu senang mendengar akhirnya aku dapat melakukan transplantasi walau dia takut juga jika gagal. Aku menenangkan mamaku dengan mengatakan  jika aku tidak di transplan juga akan menuju kesana dengan melakukan transplant justru ada kemungkinan sembuh.
Adik dan kakakku tidak bisa membantu dari sisi dana karena merekapun bukan orang yang berkecukupan, hanya kakakku yang cukup lumaya keuangannya namun dia masih membiayai anaknya kuliah, tapi Tuhan sekali lagi mengindahkan aku pada waktunya Allahlah yang mencukupkan semua dana itu.
sekali lagi aku ingin mengatakan: PUJI TUHAN

Monday, January 15, 2018

Peristiwa gagal ginjal 3: Penyelesian administratif dan proses hukum operasi

Mencari pendonor sangatlah sulit bahkan boleh dikatakan hampir mustahil, siapakah yang mau memberikan ginjalnya kepada orang lain kecuali memang itu adalah family dekat atau sahabat dekat. Namun itupun adalah bukan jaminan bisa menjadi donor karena harus melalui beberapa proses test kecocokan secara medis antara pendonor dan penerima donornya.

Untuk kasus yang aku alami menjadi sangatlah sulit. ada beberapa sahabat yang berniat memberikan ginjalnya namun aku perlu juga meperhatikan keluarganya dan juga dia adalah tulang punggung keluarganya minimal mungkin saya harus memberi tanggungan kepada keluarga atau minimal biaya sekolah anaknya dan kamipun suami istri tidak tega melakukannya.

Ada juga Sahabat lain yang akan memberikan ginjalnya namun ia tidak ingin saya ketahui siapa dia, aku tahu juga mengenai hal ini melalui pihak lain yang adalah sahabatku lainnya yang ternyata temannya juga, namun kendala lain adalah dia mempunyai type golongan darah yang berbeda.

Puji syukur akhirnya kami melalui pergumulan akhirnya menyetujui donor dari teman kami ini walau kami tidak di beri tahu siapa dia, dan kami bersyukur karena dokter kami mampu mengatasi donor yang beda golongan darah namun masalah belum selesai sampai disini.
Kami harus melakukan operasinya di Singapore maka berarti kami akan menghadapi banyak kendala lagi, yaitu kecocokan secara medis, hukum yang berlaku di Singapore dan juga pembiayaan. Namun secara hati kami percaya Tuhan akan buka jalan untuk ini semua.

Proses pertama dimulai saat aku bertemu dengan dokter di Singapore ia meminta calon donor datang ke Singapore untuk di periksa secara medis apakah semua bisa dan cocok untuk penerima donor. kemungkinan cocok menurut beberapa orang yang pernah mengajukan sangatlah sulit, seperti mencari jarum dalam tumpukkan jerami dan ini melemahkan semangat kami. Namun puji Tuhan hasil test semua mengatakan semua baik dan cocok dan boleh di proses. Maka kami masuk kedalam jenjang berikutnya. Kami harus menemui pihak hukum di Singapore untuk mendapatkan ijin proses operasi transplantasi dan kami juga di pertemukan dengan beberapa kelompok orang yaitu, sosial worker yang mendampingi kami selama transplantasi, 2 orang dokter bedah , lalu ahli psikologi yang akan membimbing kesiapan hati kami dan juga beberapa ahli hukum dalam sidang penentuan.

Proses demi proses kami temui dan lalui sampai pada persidangan penentuan ijin operasi kami masing-masing pendonor dan penerima donor melalui proses sidang yang terpisah dan kami di interograsi mengenai banyak hal.
pertanyaan demi pertanyaan kami harus menjawabnya dan akan saling di cocokkan. salah satu pertanyaannya adalah mengapa saya mau menerima ginjal dari orang tersebut, saya bilang setiap orang sakit pasti akan berusaha sembuh dan pasti ingin menerima dari mana saja asal sembuh, namun saya sendiri memang masih ada pertimbangan lain. Karena saya orang percaya pertimbangan saya banyak di latar belakangi iman saya kepada Tuhan. saya ingin sekali Tuhan yang memberikan kepada saya oleh karena itu pastilah pendonor itu adalah orang yang seiman kepada saya. sehingga saya tahu itu adalah dari Tuhan dan itu tidak akan bersalah pada saya. pertanyaan berikut adalah bagaimana jika pendonor tidak seiman, ini awalnya susah bagi saya untuk menjawab namun saya katakan juga secara hati nurani saya agak berat karena tanggung jawabnya. Lalu mereka menanyakan bagaimana jika terjadi sesuatu dengan pendonor dalam proses operasi apakah saya mau bertanggung jawab. saya katakan susah untuk saya bertanggung jawab karena tidak tahu harus bertanggung jawab apa karena saya meminta kepada Allah saya dan saya percaya Allah saya yang akan bertanggung jawab dalam semua hal ini. semua pertanyaan memusingkan kepala dan bulak balik. 

Urusan dengan pemerintah dalam hal persidangan harus berjalan 2 kali dan kesemuanya memerlukan biaya yang tidak sedikit. bersyukur ternyata hasil jawaban kami berdua antara pendonor dan penerima semua klop dan dapat di pertanggung jawabkan tetapi tetap keputusannya masih belum di berikan dan kami harus kembali pulang ke Jakarta setelah proses persidangan yang panjang dari pagi. Selama perjalanan ke airport Chang i kami sudah frustasi dan bersedih ingin menangis rasanya karena belum mendapat approvalnya. pada saat kami chek in dibandara kami menerima berita melalui whatsapp dari dokter kami yang menyatakan proses operasi saya mendapat approval dari pemerintah Singapore dan ini sungguh suka cita luar biasa yang bisa aku terima
kembali hanya satu kata yang dapat ku ucapkan: Puji Tuhan.......... bersambung

Friday, January 12, 2018

Peristiwa gagal ginjal 2: Proses menuju Transplantasi

Setelah melalui Proses yang mencemaskan selama di Phuket Thailand, kami akhirnya dapat menuju Ke Singapore dan segera menuju ke klinik Nefrologi yang menangani aku selama ini. Dokter yang menangani aku ini adalah seorang dokter ahli ginjal yang bernama Lye Way Chong. Selama ini beliaulah yang menangani segala masalah ginjalku.

sedikit sekilah menengok kebelakang bagaimana saya menjumpai dokter ini juga merupakan pertemuan yang Tuhan sudah atur sebelumnya dan hari ini sekali lagi hanya dapat mengatakan puji Tuhan. Pada saat penyakit ginjalku masuk stadium 4 atau kronis ginjal sementara itu aku sudah semakin lemah dan dokter di Indonesia sudah menyarankan aku segra cuci darah dan mulai kulakukan dengan membuat mahokat didadaku untuk pencucian sementara belum dibuat Cimino dan berakhir dengan pembuatan Cimino dan menjalankan rutin cuci darah seminggu sekali.

Waktu berjalan dan sampai satu ketika seorang rekan pengurus di gereja ( Majelis ) menyarankan kami untuk sekali saja melakukan check sebagai second opinion ke Singapore. Saat itu kami bergumul karena menyadari bahwa kami tidak mampu secara biaya tetapi bergumul karena jika hanya sekali saja pemeriksaan tentu saja mampu dan sangat berdosa jika tidak kami pakai kesempatan itu.
singkat kata mulailah kami browsing untuk mencari dokter mana yang harus kami kunjungi. akhirnya dari 2 orang majelis yang menyarankan kami muncullah beberapa nama yang harus kami coba pikirkan yang mana.

Singkat cerita berangkatlah kami ke Singapore dan dari beberapa dokter yang harus kami kunjungi dengan pelbagai lasan yang ada akhirnya tertinggal 4 nama dokter yang harus kami kunjungi. Kunjungan dokter yang pertama menganjurkan aku tetap cuci darah dan itu lebih baik bahkan sebaiknya seminggu 3 kali,  Dokter ke 2 menyarankan aku tidak boleh menyerah dan tidak boleh cuci darah bahkan melarang untuk transplan, karena menurutnya sejeleknya ginjal kita lebih baik dari pada ginjal orang lain, dokter ke tiga menyarankan cuci darah sementara ini dan segra cari donor untuk transplant dan dia sudah berhasil melakukan transplantasi pada seorang Hamba TUhan di Singapore. dari ke 3 dokter inilah kami memilih dokter ke 2 yaitu DR Lye Way Chong karena merasa cocok dihati dan merasa nyaman, yang akhirnya sempat berhenti cuci darah selama setahun yang akhirnya memang dropp lagi dan harus cuci darah.

Pada dokter Lye Way Chong inilah kami datang sekembalinya dari Phuket itu.  Jarak aku kembali cuci darah sampai kejadian di Phuket itu selang 3 bulanan dan waktu pemeriksaan kali ini Dokter Lye heran melihat kenapa drop nya sebegitu cepat dan dia menyarankan akhirnya untuk mulai mencari donor untuk melakukan transplantasi secepatnya.
sementara itu aku teringat selama ini ada seorang rekan yang pernah ingin memberikan ginjalnya dan juga ada orang melalui teman lainnya juga menyatakan hal yang sama, golongan darah mereka tidak sama.

Dokter Lye ternyata adalah dokter yang terdata paling berhasil melakukan cangkok ginjal pada pasien yang berbeda golongan darah sehingga terpikirkan bisa dilakukan oleh beliau. Namun kami bergumul dengan kemungkinan biaya maka kami pikirkan operasi cangkok di Indonesia saja mengingat di RS Cipto sudah berhasil juga melakukannya dan baik. Namun kendala kami mencari ginjal donornya, memang ada beberpa penawaran namun kami berdua merasa tidak tega dan berat menggunakan ginjal dari orang yang kami tidak tau siapa dan harus membayar kepadanya walaupun ia mendonorkannya akhirnya kami berdoa terus kepada TUhan.

Pada kunjugan inilah saya mengatakan kepada dokter Lye bagaimana jika ada orang mendonorkan ginjalnya namun berbeda darah, dan dia mensanggupinya namun aku katakan lagi aku tidak tau siapa dia, dokter langsung menjawab tidak bisa karena di Singapore hanya menerima dari family atau orang dekat melalui proses pengadilan. aku rasanya putus asa saat itu. Lalu aku katakan lagi pada dokter bahwa orang ini kaanya kenal baik pada aku hanya saja ia tidak ingin di ketahui oleh aku siapa dia...... dan dokter tidab tiba menghentikan langkahnya dan menatap aku serta mengatakan wah ini hal yang interisting...... bisa di coba dan beliau akan mengusahakan operasi ini maka kembalilah kami pulang ke Indonesia dengan membawa secercah harapan............ bersambung

Thursday, January 11, 2018

PERISTIWA SEMBUH DARI GAGAL GINJAL 1

Ketika tahun 2017 maka adalah waktunya kita merenung apa berkat dan hal yang telah kita terima dari Tuhan selama tahun itu dan apa yang menjadi resolusi kita di tahun mendatang yaitu 2018. Saat mengenang semua peristiwa yang terjadi di tahun 2017 maka hanya satu kata yang dapat saya ucapkan yaitu: "PUJI TUHAN".
Bagaimana tidak saya mengucapka puji Tuhan, karena hidup yang sekarang kujalani adalah kesempatan ke dua yang Tuhan berikan untuk melayaninya.
January 2017 yang silam aku berkesempatan menikmati liburan karena diajak salah seorang mantan anak didik kami yang telah enjadi pengusaha untuk berlibur dengan kapal pesiar ke phuket Thailand. Sesungguhnya saat itu saya sedang mengalami gangguan kesehatan serius yaitu gagal ginjal. 
Dalam situasi gagal ginjal ini saya harus menjalani cuci darah seminggu 2 kali agar bisa beraktivitas seperti biasa. Karena akan berlibur maka saya bertanya kepada dokter dan dikatakan saya harus meluangkan waktu cuci darah selama perjalanan, maka lalu aku mengkontak salah satu rumah sakit di port klang tempat kami singgah nanti. Semua telah dipersiapkan dengan baik. berangkatlah kami dengan suka cita.
Pada saat waktu harus cuci darah kami merapat di port klang  pagi sekali dan segra saya berangkat kerumah sakit yang sudah saya kontak sebelumnya, namun ternyata proses tidak mudah pelaksanaan hanya bisa dilakukan sore hari karena dokternya datang jam siang sedangkan kapal kami siang sudah harus berlayar lagi, akhirnya hari itu kami batal melakukan cuci darah karen selang 1 hari kami akan merapat di Phuket dan saya berpikir akan lakukan disana saja, maka kami lanjutkan pelayaran kami.
Tidak disangka malam itu saya mengalami dropp, sesak nafas datang sehingga sangat menganggu lalu saya mendapat pertolongan ke rumah medis yang ada dalam kapal setelah mendapat pertolongan kami kembali kekabin dan tidur. Nmun selang 2 jam kembali aku mendapat serangan dan dropp tidak bisa bernafas sehingga di bawa kembali ke ruang emergensi  dan dipakaikan oxygen menunggu fajar tiba karena pagi itu kami akan merapat di Phuket dan akan dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Paginya begitu merapat aku dan ada pasien lainnya yang harus diberangkatkan dengan segra dilarikan ke rumah sakit di Phuket. Namun sesampai disana ruang hemodialysys penuh semua dan tidak ada tempat dan mereka coba mengontak seluruh riumah sakit yang lain pun tidak ada tempat, berkat pertolongan suster yang merawat di IGD aku harus dimasukkan ke ICU agar dapat segera di tolong dan tentu saja tidak boleh melanjutkan pelayaran.
Saat itu istriku kembali kekapal untuk mengambil barang kami semua, sementara saya di tinggal didalam ruang IGD menanti pengurusan ruang. Saat itu perasaan takut dan mencekam menghantuiku. dalam kesendirian seperti ini tanpa dompet dan surat surat pengenal karena semua dokumen paspor ada di tahan oleh petugas kapal pesiar sehingga istri harus kesana mengurusnya.
Singkat cerita malam itu saya masuk ruang ICU dan dilakukanlah cuci darah pertama karena sudah keracunan sementara istri saya sendirian diluar menunggu dengan kecemasan. Malam itu kami lalui dengan baik karena setelah pencucian darah pertama sudah sangat menolong namun aku tidak boleh keluar dan harus lakukan lagi cuci darah ke 2 pagi hari dan penarikkan kadar air dalam tubuh setelah itu baru dipertimbangkan untuk keluar rumah sakit.
Puji TUhan ketika semua sudah dilakukan aku bisa kembali normal dan sore itu aku dapat keluar rumah sakit dan menikmati keliling kota Phuket dan hotel disana, lalu kami encari tiket untuk ke Singapore karena ingin mengunjungi dokter yang merawat aku selama ini.
peristiwa ini sungguh membawa saya melihat tangan Tuhan menolong setiap tahapan yang aku lalui, dengan bertemu dengan suster yang baik hati memasukkan aku ke ICU agar dapat rawat cuci darah dengan segera dan selama di kamar perawatan ICU juga di temani oleh suster yang selalu memberi penguatan dan penghibura.
Hanya satu kata yang dapat kukatakan saat itu  "PUJI TUHAN"...... Bersambung