Monday, October 11, 2021

Hidup ini tidak adil

 Hidup ini tidak adil, apakah benar?

Apakah memang ada keadilan didalam dunia ini, dunia yang sementara orang mengatakan bahwa hidup ini  penuh kekejaman dan cobaan hidup yang memberi banyak kesulitan pada seteiap umat manusia.

Setidaknya itulah yang kadang aku rasakan dan alami setelah di tinggal oleh istri tercinta. Hidup menjadi kosong dan tidak ada kesukaan dan keceriaan.  Yang ada adalah kesukaan yang dipaksakan ataupun kesenangan sementara tatkala ada sedikit kegembiraan yang meletup dalam pergaulan namun kembali sepi tatkala kembali sendiri.

Aku sering berpikir betapa banyak ketidak adilan yang kurasakan saat ini. Aku mengenang setiap hal dan setiap detail perjalanan kehidupan bersama dengan almarhum istri yang sangat kukasihi ini. Kami berjuang untuk dapat menikah dalam ketidak beradaan dalam materi dan juga tidak ada dukunga dari orang dekat akan pernikahan kami, hanya berbekal cinta, komitman dan kebersandaran kepada Tuhan kami menapaki hidup kami memasuki pernikahan.

Kami berdua harus berjuang dalam hidup mencari penghidupan yang lebih baik bekerja siang dan malam agar hidup ini bisa sedikit lebih nyaman dan bisa dinikmati. Dalam perjalanan yang sedikit demi sedikit mulai bisa dinikmati Tuhan memanggil kami untuk menyerahkan diri melayaninya dengan melepas semua pekerjaan kami dan mulai memasuki dunia pelayanan.

Dalam pelayanan sedikit demi sedikit Tuhan membukakan hal-hal yang harus kami lakukan sesuai dengan gaya dan karakyter serta kehidupan kami melalui segala macam naik turun bahkan kecurigaan orang-orang justru yang dekat dengan kami, meragukan akan integritas kami, sangat menyakitkan hati kami berdua dan kami bertanya kepada Tuhan betapa tidak adilnya hidup ditengah iman yang kupercayai ini.  Betapa banyak orang yang "Munafik" ataupun menerapkan prinsip kebenaran tanpa ada pengetahuan yang benar yang lebih menghakini. Kadang membuat aku khususnya yangdi bangun dari sosialitas non Kristen awalnya sangat berbeda. Dimana lingkunngan sosial non Kristen lebih bahu membahu dalam kesolidaritasannya dibanding dengan kekristenan yang penuh iri hati. Dimanakah kasih yang sering di gemborkan itu?

Dengan berjuang bersama saling menguatkan dan berdoa kami melihat itu bukan kekristenannya yang salah tetapi manusianya. Sejak dari itu kami tidak terlalu perduli dengan manusia ataupun pandangan manusia melihat diri kami sejauh kami menaati dan berjalan dalam kebenaran firman Tuhan.

Aku dan istriku berbeda dia sangat bisa membawa diri dengan thinkernya dan EQ nya dalam berelasi dengan orang lain, sedang aku seorang yang idealis sejak awalnya selalu transparan terlihat apa adanya akan ketidak sukaan maupun ketidak setujuan tentang segala sesuatu semakin orang memandang aku dengan "berbeda". Banyak orang tidak mengenal aku dan betapa banyak yang menghakimi aku. Dunia memang tidak adil, pernah aku mencoba untuk merubah sedikit gaya dengan mengikuti orang lain ternyata memang manjur, begitu banyak orang merasa oke dan senang. Namun sesungguhnya itu melelahkan karena tidak menjadi diri sendiri namun harus ku akui kemasan sangat penting. Sejujur dan sebaik apapun kita jika kemasannya buruk maka orang selalu menilai buruk. Sungguh hidup ini tidak adil bukan?

Sejak aku kehilangan istriku karena berpulang aku semakin sulit menapaki hidup ini di mata orang-orang yang mungkin memandang dengan cara yang berbeda. Aku merasakan betapa susahnya hidup dengan tidak adanya orang yang kita bisa berbagi perasaan dan mengenal diri kita secara mendalam. Aku merasa tidak adil Tuhan merenggut istriku dari sisiku karena aku masih membutuhkan dia.

Sejak dia tidak ada, secara jujur aku kesulitan keuangan karena dalam perhitungan pengeluaran tetap tidak cukup di cover dari pendapatanku saja kadang pas kadang harus makan tabungan, dengan catatan tidak ada pengeluaran transportasi selama pandemi. Beberapa teman dekat dan anak angkat menghibur dan mengajak aku berlibur untuk melepasakan kesedihanku, memang benar sangat terobati namun masalah tetap berjalan bukan.....

Tuhan pun memberi jalan melalui asuransi istri yang keluar dan uang pensiun namun itu tidak berani aku menggunakannya karena aku sudah komit dengan dia semasa hidupnya untuk membangun suatu tempat dalam lingkungan pelayananku. Namun aku tahu ada beberapa orang yang mulai berrtanya-tanya akan uang pensiun dan asuransi  dari Weijen tersebut. Mereka memang perhatian namun dibalik itu ada perasaan seperti sedang di selidiki apakah memakainya dengan seenaknya. Hati ku sedih dan berpikir sungguh tidak adil dunia ini banyak orang berpikir negatif dan menghakimi.

Kenapa semua ini terjadi? Pada suatu saat ada seorang sahabat yang justru mengerti kesulitan aku dan dialah yang berani mengutarakan dengan jujur tanpa ada tudingan, yaitu menanyakan bagaimana kehidupan keuangan setelah istri tidak ada. Lalu aku ceritakan apa adanya dan beliau mengatakan ada jalan keluar asal saya berani melangkah dengan segala resikonya, yaitu investasi.

Saya bukan orang yang tidak mengerti investasi dan aku tau semu ainvestasi ada resikonya bahkan tanpa investasi saja dalam hidup banyak resiko maka saya bertanya lebih detail mengenai investasi ini dan karena aku mendapatkan suatu dana yang mendadak artinya tidak pernah aku pikirkan akan dapat dana itu aku masukkan kedalam investasi itu atas jaminan sahabtku itu bahwa dalam setahun jika ada habis investasi aku dia akan gantikan 100% dana saya tetapi sebaliknya jika setelah bisa mendapatkan profit hingga modal kembali maka dia tidak lagi menjamin maka aku ikut investasi

Problem lain muncul, dalam kemunafikan hidup. Beberapa orang mengetahui aku mengikuti investasi ini dan mendapatan profit yang baik merekapun ikut masuk investasi ini lalu tiba tiba ada selentingan dan tuduhan bahwa saya tidak fokus lagi pelayanan dan menjalankan investasi. padahal yang berbicara tidak mengerti hal ini dan tidak tau apa kegiatan saya sehari-hari secara detail kok bisa menilai seperti itu. Hiudp ini sungguh tidak adil bukan? 

Setaip orang berivestasi mengetahui dengan jelas segala resiko dan menjadi tanggung jawab masing-masing. Apakah salah jika saya berinvestasi dimanakah letak dosanya? bukankah banyak mereka yang beseru inipun melakukan banyak investasi dengan cara mereka masing-masing. Apakah seorang hamba Tuhan tidak boleh berinvestasi? Seorang hamba TUhan juga manusia bukan? memerlukan biaya hidup dan menyiapkan masa tuanya? dari manakah dia membiayainya jika tidak menginvestasikan miliknya untuk sesuatu dimasa depan, salahkah? atau hamba Tuhan harus selalu berharap kepada Tuan-Tuan yang berpundi itu baru artinya bersandar Tuhan, Tuhan pelihara melalui mereka. BUkankah TUhan juga memberi kita akal pikiran dan mengusahakan untuk hidup kita?

Saat ini dari investasi aku bisa mendapatkan gaji istriku kembali walau dia sudah tiada dan hidup menjadi leih ringan. Namun karena sekarnag hidup sendiri maka kadang aku berpikir saat ini aku bisa saving cukup banyak dan bisa digunakan untuk berwisata atau menikmati hal-hal yang biasa kami lakukan selama dia hidup. Namun sekarang dia sudah tidak ada. Apa yang kumilikipun menjadi tidak ada artinya. Ada duit tetapi tidak bisa menikmatinya bersama istri tercinta apa gunanya. Hidup ini tidak adil tatkala dia masih hidup kami harus saving dan irit hidup sekarang tatkala aku pikir kenapa dulu terlalu pelit dan membatasi diri untuk menikmati hasil kerja kami berdua..... ah hidup ini memang tidak adil

Hidup memang tidak adil jika kita selalu melihat pada manusia. Bagiku keadilan adalah milik Tuhan tidak ada manusia yang bisa adil keadilan manusia itu berbeda denga keadilan manusia. bagi manusia biasa kamu dapat aku dapat itu adil namanya, aku dapat kamu tidak itu adalah anugrahku..... begitulah manusia

Hidup memang tidak adiiiiiil

Wednesday, September 29, 2021

Catatan hatiku: Aku berubah

Hai Istriku sayang
Tidak terasa kepergianmu sudah berlangsung cukup lama, namun kehadiranmu dalam diriku masih selalu sama dan terasa hangat dalam ingatan.
Wie, aku merindukan dirimu dengan amat sangat. Tidak lagi ada orang yang bisa mengerti seperti dirimu yang mengertiku dan menerimaku apa adanya.
Wie waktu terus berlalu dan kesedihan ini tidak juga berlalu dalam diriku, kadang bisa kuatasi namun seringkali aku masih berderai air mata.
Banyak orang memang memberi simpati namun mulai pudar dengan berjalannya waktu, hanya mereka yang dekat dengan kita yang terlibat secara emosi yang masih rutin menyambangi aku dan bercengkerama dengan aku melalui zoom, telpon bahkan beberapa dengan pertemuan fisik.
Wie tahukah kau, dengan tidak adanya engkau banyak perubahan yang aku lakukan dan yang pasti yang kamu senangi dan kau harapkan selama ini.
Contoh simple sejak kamu berpulang ke Sorga aku seringkali jika makan ke Mall atau ketempat kesukaan kita aku sering duduk di tempat biasa kita duduk dan selera makanku berubah menjadi selera makanmu. Kamu Tahu Wie, sekarang aku lebih gemar makan western food karena bisa sendirian, chinese food agak susah karena perlu mengajak orang. Jadi aku sering ke Cafe atau restoran western yang kita suka.
Setiap duduk dan order makanan, taukah kau sekarang aku jadi suka caesar salad, waktu makan ini aku selalu teringatmu dan sampai hari ini setiap suap aku teringat kamu dan tidak terasa airmata  mengalir.
Waktu  ke restoran Jepang aku selalu pesan Grill Kepala Salmom kesukaanmu begitu pula disana makan sambil meneteskan air mata. Sekarang seleraku berubah mengikuti seleramu. 
Wie beberapa konseleemu sekarang ke aku dan gaya konselingmu dan cara kamu dalam metode sekarang banyak yang aku ikuti, ingatkan kamu selalu mengajari aku dulu, kamu tau intuisiku dalam konseling baik tetapi caraku perlu dipoels dan kamu selalu mengajari aku, sekarang tanpa sadar sudah terpoles. Aku berubah Wie.
Saat aku mentok dalam pelayanan aku rindu dekapan dan hiburan darimu yang tidak ada lagi, aku saat ini hanya bisa berteriak kepada Tuhan dan menanti pertolongan Tuhan saja. Aku sangat bersyukur dengan persaudaraan kita dengan group Sumba dimana mereka selalu berusaha hadir dalam setiap hidupku dan melibatkanmu didalamnya. Dan kamu ingat rekan kita Hendro yang tidak pernah seharipun tidak menghiburku dan menelpon aku, ada juga Grace Benny sering bertanya keadaanku. 
Wie aku berubah dahulu aku paling benci sendirian dan aku heran kamu dulu suka sendiri, sekarang aku dipaksa harus sendiri, dan sekarang aku berubah aku bisa sendiri dan mengisi waktu sendiri. 
Wie banyak hal aku berubah dan lebih suka tenang. Banyak berbicara dengan Tuhan seperti yang pernah kita sharingkan dahulu, bahwa hanya Tuhan yang tahu akan kita, aku ingat kamu selalu menyandarkan diri kepada Tuhan dan ada caramu yang bisa menghadapi orang yang berbeda dengan mu. Aku sekarang juga sudah tidak terlalu perduli dengan hal-hal pengejaran sesuatu dalam hidup, bagiku hidup adalah menyelesaikannya dengan baik seperti dirimu dan sebisa mungkin tidak bergantung kepada orang lain, walau realitanya kita selalu dibantu oleh sahabat sahabat kita.
Aku berubah sekarang lebih tenang dan lebih memikirkan menjadi berkat bagi banyak orang di sekitar aku dan sudah tidak lagi ragu dan pelit untuk membantu orang. Aku sekarang berubah Wie banyak membantu orang yang membutuhkan. Kamu pasti senang karena prinsip kita income yang kita dapati harus ada outcome untuk mereka yang membutuhkan dan itu aku jalani sekarang.
Terima kasih yah Wie sudah jadi istriku walaupun sudah berpulang Ke Sorga terus memberi perubahan bagi diriku.
Aku mencintaimu selalu..... Peluk cium dari suamimu yang sangat merindukanmu

Wednesday, June 16, 2021

Percakapan imajiner

 

Obrolan Imajiner

Hai Wie sayang, sudah lama kita tidak berjumpa, tidak bercengkrama, bersenda gurau sudah hampir 3 bulan yah Wie, cepat sekali waktu berlalu.

Keterpisahan ini membuat aku selalu sedih jika mengingat akan dirimu Wie, bukannya aku tidak move on tetapi aku merasa kehilangan semangat dan suka cita seperti saat bersamamu, walau aku mengerti sekarang kamu sudah tidak lagi bisa bersamaku tetapi setiap kali mengenang masa indah bersamamu hatiku terernyuh.

Wie aku sedih bukan menyedihkan dirimu tetapi menyedihkan diriku sendiri, karena aku tau kamu sudah berbahagia di Sorga Bersama Tuhan kita Yesus Kristus. Aku menyadari sesungguhnya dengan kondisi penderitaanmu saat sakit memang lebih baik engkau pulang kerumah Bapa di Sorga. Aku senang kamu tidak lagi menderita sekaligus aku sedih karena aku harus menderita hidup sendirian.

Wie aku kesepian, walau banyak teman konsen kepadaku dan sering menghiburku namun karena pandemic dan tidak bisa sembarang keluar ketemu orang menambah aku semakin sulit karena kemanapun aku melangkah selalu ada kenangan bersamamu

Aku pergi ke MOI aku ingat kita selalu masuk ke Uni Qlo dan tempat lainnya, Ketika aku diajak makan aku selalu ingat tempat kita di Greendoor yang kita suka, waktu aku ke Sushi Hiro aku ingat kita selalu memesan kepala ikan salmon  ahh …. Wie tidak ada tempat yang tidak ingat kamu.

Aku merasa bagaimana jika berlibur tanpa dirimu, ah… sepinya hati ini. Wie aku menagis sambal mengetik surat ini aku merasa seperti sedang bicara denganmu langsung. Kemarin 12 juni kamu ulang tahun aku harus liwati sendiri dan aku ingat tahun lalu kita rayakan berdua di Greendoor tahun ini kami Bersama sama merayakan ulang thaun kamu lho dengan Eunike. Mereka mendirikan Chappel dengan nama LWJ Living with Jesus dari pelesetan namamu Lie Weijen. Wie hari itu aku bangga sekali denganmu, hidupmu sungguh dipakai Tuhan dan mempengaruhi banyak orang. Aku senang mempunyai istri sepertimu bangga, aku juga menyadari bahwa nama kita itu ternyata menjadi hal menarik JLM LWJ ( Julimin Lie Wei Jen) ternyata jika aku pelesetkan menjadi Jesus Love Me, Living With Jesus. Karena Jesus Cinta saya maka saya bisa hidup dengan Jesus. Kenapa setelah kamu pergi aku baru menyadarinya yah.

Wie sayang aku kesepian tidak lagi bisa melihat seringai senyummu, tidak lagi bisa mendengar tawamu dan celotehanmu, untung selama hidup aku selalu memanfaatkan waktu selalu bersamamu, mungkin itu juga yang membuatku sangat kehilangan.

Aku rela melepas kepulanganmu karena aku memang tau kamu adalah sepenuhnya milik Tuhan pencipta kita, dan kamu telah Kembali kepadaNYA dan bersyukur Tuhan sudah memberi kesempatan 30 tahun kurang 3 bulan hidup Bersama denganmu.

Aku kadang sedih tatkala aku harus melayani konseling bagi konselee kita berdua dan aku sedih mereka kehilangan kamu tempat mereka mencurahkan hati dan perasaannya untuk hal ini aku tidak bisa menggantikanmu, aku berusaha sebaik mungkin untuk melayani mereka dalam konseling tetapi mereka kehilangan figure dirimu, aku jadi sedih sekali.

Aku bersyukur Wie karena ada kelompok WA kami yang berduka dan aku melihat banyak mereka yang sedang berduka dan mengalami patah hati seperti aku dan kami masing-masing mencari jalan untuk keluar dari masalah kesedihan ini. Aku bersyukur ada caraku sendiri dengan sering bicara denganmu dan melakukan hal yang ktia suka.

Wie setiap lari pagi di komplek apartemen kita aku selalu merasa kamu lari disebelah aku bahkan kadang seperti biasa kamu ambil route lain dan aku ambil route sebaliknya kita sering berpapasan ketemu di belokkan tower G, nah setiap kali aku belok disana aku  serasa melihat kamu sedang lari tersenyum padaku.

Satu kali aku bermain sepeda ke PIK aku ingat tempat kita lari waktu itu, sekarang aku liwati lagi tetapi dengan bersepeda, aku membayangkan indahnya jika bisa bareng dengan kamu.

Yah itulah Wie hari hari aku liwati dengan mengenang hal yang indah kadang tetap sedih mungkin orang merasa aku tidak move on tetapi sesungguhnya tidak juga aku sadar kok dan sudah mulai aktif banyak hal, Cuma perasaan kan gak bisa di bohongi jadi aku nikmati saja perasaan sedih datang khusus ya tatkala dalam kesedihan.

Kelompok Sumba Kita dengan Keluarga Suta Jusni, Riki Epenk masih terus lari Bersama dan pergi Bersama bahkan saat ini kita juga memelihara anjing, awalnya aku pelihara Chi hua hua seperti yang kamu bilang kalau aku mau urus boleh pelihara sekarang aku pelihara, kemudian epenk juga pelihara anjing ha ha ha ha  jadi banyak obrolin anjing sekarang.

Wie banyak yang sedih atas kepergianmu, termasuk teman baik kita Hendro, dia yang paling menemaniku saat aku perlu tatkala sedih. Aku kadang merasa Tuhan beri dia untuk menolong aku dikala sepi. Bahkan keluargaku pun tidak ada waktu untuk sering sering menanyakan kabar kepadaku malah lebih banyak aku yang mengajak mereka untuk bertemu di Zoom.

Wie sayang aku aku bersyukur kepada Tuhan di hari pernikahan kita kemarin aku menyadari Tuhan baik tidak ijinkan aku melihat wajah tuamu karena saat engkau pulang kesorga wajahmu masih tetap muda dan berseri dan wajah inilah yang selalu aku kenang dalam kecantikannya tentu saja bagiku yah.

Wie Achuang anak angkat kita masih sedih sama seperti aku, dia masih kontak aku namun dia belum ke Jakarta dan tentu dia juga masih gamang kejakarta teringat biasa ingin ketemu kamu sekarang menyadari kamu sudah tidak ada pasti dia sedih.

Wie banyak hal aku ingin bicara dengan kamu seperti biasa kita ngobrol menjelang tidur atau waktu lagi santai. Aku sering ngobrol sendiri seakan kamu ada di sebelah aku. Wie aku kehilangan kamu dan mengasihimu demikian juga Achuang mengasihimu juga teman lain.

Wie ingatkah terakhir kita liburan ke Bali terakhir kamu naik pesawat kita di belikan bisnis class oleh Achuang untuk menyenangkan kita ternyata itu kesempatan pertama dan terakhir bagimu naik bisnis class     

    


Bisnis class pertama dan terakhir

Di RSK Cibinong terakhir kali

terakhir keluar negrike  USA\

Terakhir bersama anak angkat dan mantu
Terakhir liburan Di bali












 Kenangan foto yang dapat ku nikmati bersama sang istri tercinta

Dua wanita yang paling mengerti hidupku dan diriku
satu adalah mamaku
lainnya adalah istriku
Namun keduanya telah tiada meninggalkan aku seorang diri
Aku sadar aku harus tetap menjalani hidup ini dan tau dengan baik bahwa Tuhan bersertaku

 


 


 

 

































Kenangan bersamamu terlalu indah dan selalu akan kukenang

Hari-Hari bersamamu sungguh memberi suatu arti dan bersyukur simasa akhir kita bisa menikmati hari ddengan bahagia dan tanpa ada konflik yang berarti












Monday, March 15, 2021

Tatkala tak berdaya

Manusia selalu ingin dapat mengontrol semua hidupnya, dari masa depan, pekerjaan, keluarga bahkan juga sekitarnya ingin di kontrolnya. itulah sifat dari manusia. manusia selalu merasa dan menempatkan dirinya diatas dari segalanya. Namun ada suatu saat dalam ketidak berdayaan kita dihadapkan oleh suatu realita yang sangat berbeda. Ada ketidak mampuan yang tidak bisa kita pungkiri terjadi dalam diri dan hidup kita. Dalam pengalaman hidupku sendiri saat ini sedang dalam kondisi pergumulan ini.

Dalam hidupku selama ini, semua coba diatur tentu saja sebagai orang percaya, aku  menganggap semua rencana ku ada di dalam Tuhan, namun ada kala sebenarnya kita mengatur secara pikiran kita manusia. Kami hanya hidup berdua selama ini. Anak kami dan cucu semua ada di Batam. Jauh dengan kami secara kehadiran walau dekat dihati kami.

Bagi kami berdua sudah komit untuk melakukan yang terbaik untuk Tuhan dan menggunakan waktu yang ada sebaik mungkin dalam menjalankan relasi suami istri. Harus kami akui kami juga tidak sempurna ada kalanya konflik terjadi namun dalam kesatuan kesedagingan kami selalu berusaha membereskannya walau ada yang segra ada yang tertunda namun sesungguhnya hati kami selalu ingin membereskan dan menyatu didalam ikatan pernikahan kami sebagai satu daging.

Kami berusaha mengasihi dan selalu bersama, bahkan kami mengusahakan jika ada  pelayanan keluar kota ,bila seorang diundang maka yang lain akan mendampinginya melayani dan itu yang kami coba lakukan untuk selalu bisa bersama.

dikantor kami selalu bersama satu ruangan bahkan duduk bersebelahan meja, kemanapun kami akan berusaha berdua bersamaa-sama menjalankan semua pelayanan dan kami merasa betapa indah dan senangnya kesempatan yang Tuhan ijinkan boleh kami nikmati. Tidak pernah kami terpisah lama setelah perjalanan hidup pernikahan kami.

Sebelumnya kami pernah terpisah cukup lama saat menjalani panggilan sekolah Teologia, istri di Jakarta aku di Bandung, setelah itu kami di pisahkan istri melanjutkan ke Malang sementara aku pergi Ke RRC selama 2 tahun, kami benar benar terpisah.

Dengan selesainya semua study dan kami mulai pelayanan kami, maka kami berusaha untuk tidak lagi terpisah dan sampai beberapa waktu lalu kami tidak pernah terpisah lebih dari 2/3 hari jika melebihi 3 hari biasa salah satu dari kami akan menyusul kemana kami berada. semua dapat kami lalui dan kontrol

Saat ini Tuhan memberi kami pengalaman unik, saat kami terpapar Covid -19 kami berjanji untuk di rawat satu kamar untuk bisa saling menjaga dan kami berusaha untuk satu ruang. Rencana kami tidaklah semulus itu walau awalnya kami bisa satu ruang, kondisi kami berbeda, aku yang lebih lemah karena komorbid diabetes dan tranplantasi ginjal ternyata tidak selemah itu sedang istri yang selama ini kuat ternyata kali ini dia lemah bahkan harus masuk ke HCU.

Sampai hari ini sudah hari ke 17 kami terpisah ruang walau di satu rumah sakit yang sama, betapa menyakitkan hati. aku tidak dapat membantu dia, mengusap dia, memeluk dia dalam sakit, demikian dia sebaliknya. sampai satu saat ketidak tahanan kami, malam-malam aku mohon keapad suster jaga dan dokter jaga ijinkan aku ke HCU sekedar mendoakan dia dan memegang tangannya doa bareng. sangat beresiko memang bagi diriku yang imun lemah dan komorbid ke daerah HCU dan dokter ginjal melarang keras. Naun ketidak mampuan menahan gejolak hati memaksa aku melangkah.

Perrtemuan terjadi dan dia sangat senang demikian pula aku dan malam itu kondisi kami secara psikologis naik dan tenang dan memberikan kondisi kami baik adanya, dan kami berdua berterima kasih dan senang dengan pertemuan itu dan tidak akan nakal lagi memaksa kesana karena memang sangat berbahaya.

Ketidak berdayaan dan keterpisahan ini sangat menyakitkan tetapi demi pemulihan yang lebih cepat maka kami harus belajar menahan  diri dan bersandar kepada Tuhan. Seringkali iblis membisiki bagaimana jika tidak bisa bertemu lagi, dan perasaan itu langsung bergejolak dan ingin langsung kesana, namun sekali lagi aku diingatkan percaya saja kepada Tuhan. jika Tuhan masih ingin kami bersama pasti terjadi.

Banyak hal yang tidak bisa kita kontrol, untuk bertemu pasangan sendiri dalam rumah sakit yang samapun aku tidak ada kemampuan. bahkan untuk Video call pun dibatasi bisa sehari sekali semua diluar kontrol kita. Ini menyadarkan terbatasnya diri kita bahwa memang tidak ada kontrol yang bisa kita lakukan, Hanya Tuhan.....Hanya Tuhan saja yang maha kuasa dan mengatur kontrol segala sesuatu didunia. 

Inilah perjalan Iman yang aku harus liwati saat ini, kami berdua diajar terus untuk sungguh bergantung kepada Tuhan saja. Tuhan memberkati




Sunday, March 7, 2021

HATI YANG GUNDAH GULANA

 Ketika Hati gundagulana

Hati gundah karena harus terpapar sakit, sementara sudah mengnyiapkan kamar perawatan untuk kami berdua namun apa daya tetap tak terlaksana, krena istri harus di rawat intensife di ICU beberap waktu lalu di pindah ke HCU.

sementara itu aku sendiri harus terpapar karena covid berjuang untuk bernafas dan mengatasi kesepian dan rasa rindu kepada istri terkasih.

Pelayanan juga tidak bisa menunggu, karena kelas pranikah sedang berjalan dan team kerja kami dengan isgap terus melayani bersama dengan luar biasa, sementara aku hanya dapat terbaring lemah di ranjang pesakitan. Doaku biarlah cepat berlalu sakit penyakit ini dan bisa siap terus melayani jemaat yang membutuhkan pelayanan.

Sementara itu hati ini juga sedang bersedih melihat proses pekembangan yang terjadi dalam gereja membuat hati semakin gundah gulana. Mengapa semua harus terjadi di tengah nikmatinya pelayanan bergereja. segala pikiran dan hati berkecamuk dan berjalan liar sangat liaaaar. Tuhan tolong aku ini adalah gereja dimana Tuhan tempatkan aku melayani, oleh karena itu jangan biarkan gereja ini terbengkalai.

Aku ingin sekali setia kepada Tuhan untuk melayani jemaat yang membutuhkan, walau aku bukanlah seorang yang genius pandai namun minimal aku punya hati untuk Tuhan dan melayani jemaat.

Pikiran pikiran berkecamuk, Tuhan tolong sisa sampai aku pensiun akuingin setia melayani. Aku bersyukur aku ada rumah pertama untuk melayani yaitu Yayasan Eunike, aku menikmati disini bersama istri dengan core team yang sudah eperti keluarga bagiku melayani bersama. semalam Sahabat Kristus melayani sekian puluh tahun aku sangat menikmatinya. Tuhan walau aku nanti pensiun , biarlah hatiku boleh tetap melayani jemaat di Eunike, aku tidak perlu kedudukan strategis, namun biarlah aku bisa menyelesaikan pelayananku bagi mereka yang membutuhkan.

Gereja GKY Greenville rumahku beribadah sampai kapanpun dan siapapun yang layani, Eunike keluargaku dimana aku bisa melayani dengan nyaman dan kekeluargaan sungguh menikmatinya. Terima kasih Christian dan Anne yang tahun 2000 Juni mengundang aku masuk sehingga aku sadar ternyata keluarga adalah bagian pelayananku. Terima kasih untuk Dodi dan Jani, Grace Benny, Rina iskandar Sunaryo, Paulus irene, Rini Slamet semua orang pertama yang dulu berjuang bersama

Eunike kini berkembang luar biasa, aku masihlah tetap Julimin yang badannya besar namun hanya bisa bersumbangsih kecil melalui Eunike, semoga TUhan masih berkenan memberi aku kesempatan terus melayani. Maafkan jika ada kesalahan dan sikap aku yang tidak berkenan namun Eunike selalu ada di hatiku.

di sela gunda gulana ini masih ada penghiburan dari Tuhan melihat Tuhan pakai Eunike luar biasa, selamat ulang tahun Sahabat Kristus, selamat melayani semua pengurus baru, biarlah kalian yang baru terus maju menggantikan kai yang mulai tua.ijinkanlah aku berbagian disisa masa tua ini untuk melayani bersama.

Tuhan memberkati




semoga kalian tidak mati karena tidak ada yang rawat di rumah, rumah terkunci, aku dan istri sedang di rawat, jika pulang kalian amsih ada aku akan sepenuh hati werawat kalian

Saturday, January 2, 2021

Tahun 2021: hadapilah dengan sikap positip

Setahun Kembali berlalu dari kehidupan kita, berlalunya begitu cepat dan banyak kesulitan dalam menjalaninya namun demikian ada juga hal positif dan baik yang didapatkan.

Tidak dipungkiri banyak orang mengeluh karena pandemic yang memaksa setiap kita untuk menghentikan semua kesibukan atau aktivitas sehari-hari diluar rumah dan dipaksa untuk berdiam diri dan juga mengkoreksi banyak hal yang selama ini terlupakan tidak dilakukan dalam kehidupan ini.

Banyak pasangan yang disadarkan bahwa selama ini mereka kekurangan waktu untuk berelasi dengan keluarganya maka hal positip yang dapat kita lihat disini adalah kesempatan yang panjang yang Tuhan kepada  kepada setiap manusia untuk memperbaiki relasinya.

Hal positip ini ternyata tidak menjadi positip baik bagi Sebagian keluarga. Konflik dalam rumah tangga meningkat,  Angka perceraian juga meningkat dalam tahun 2020. Semua hal ini  menyadarkan bahwa selama ini tidak ada relasi yang baik antar mereka dan Ketika dipaksa untuk Bersatu dan berelasi menjadi malapetaka bagi mereka, konflik berkepanjangan dan berakhir dengan perceraian.

Belum lagi masalah pekerjaan dan kebutuhan uang untuk hidup. Begitu banyak orang kehilangan pekerjaan dan di rumahkan dan banyak orang harus merubah gaya hidup untuk menyiasati kehidupannya agar bertahan. Bahkan banyak yang berubah profesi berdagang secara online segala keperluan hidup sehari-hari. Itulah Fenomena yang kita lalui di tahun 2020 yang lalu.

Bagaimana memasuki tahun 2021, sepertinya masalah belum berlalu dan masih tersisa pekerjaan rumah yang terus harus dikerjakan. Masalah wabah pandemic covid 19 masih belum berlalu, vaksin sudah mulai tersedia namun kehadiran vaksin menjadi permainan para produsen saling menjatuhkan dan mengklaim vaksin mereka yang terbaik , semua itu semakin membawa kebingungan bagi masyarakat luas untuk divaksin, dan membuat banyak orang ragu di vaksin dan saling menunggu dan tentu saja menghambat penyelesaian wabah ini.

Banyak ketakutan dan kecemasan yang masih menghantui dalam memasuki tahun 2021, namun waktu tidak menunggu dan saat ini kita sudah masuk dalam lembaran 2021. Sebagai manusia sepertinya umum mempunyai perasaan kuatir melihat masa depan yang tidak jelas, namun bagaimanapun harus di jalani dengan pelbagai cara menghadapinya.

Ketakutan dan kecemasan  mengenai masa depan adalah sesuatu yang masih belum jelas, namun sesungguhnya kita hidup di masa kini yang juga sudah membuat kita sulit menjalaninya. Jadi menurut hemat saya janganlah kita menambah keruwetan hidup saat ini dengan kecemasan masa depan. Kecemasan akan masa depan belum tentu terjadi seperti yang kita bayangkan oleh karena itu jangan di cemaskan sekarang karena akan sangat mengganggu ke efektifitasan kita dalam berkarya.

Mari kita mengatasi masalah hari perhari sambal mempersiapkan segala kemungkinan dimasa depan dengan lebih positif, karena kecemasan dan ketakutan masa depan akan memberi sikap pesimistis dalam diri kita. Mari kita berpikir positif menghadapi tahun 2021.

Tuhan menyertai dan memberkati.