Wednesday, February 19, 2014

Sebulan Mama meninggalkan kami

Hari terus berjalan, menapak tiada henti detik demi detik, menit demi menit, jam jam pun berlalu bahkan hari berlari meninggalkan jejak sebulan telah berlalu.

Sebulan Engkau telah kembali kepangkuan Bapa di Surga, sebulan Enkau telah meninggalkan kami semua. Masih terbayang kata-katamu: kamu tidak ingin pergi meninggalkan kami karena mau lebih lama bersama dengan kami, padahal waktu perpisahan itu kentara semaki mendekat. Hati kami berdegub menanti hari itu dan kaupun mengejar waktu untuk selalu meminta kami lebih sering datang menengokmu selagi bisa. Engkau adalah mama mertua yang perhatian dihari mendekati akhir hidupmu saat kau sakit menderita diantara kesadaranmu kita mengobrol, dan perhatianmu adalah pada kesehatanku padahal kamupun sedang berjuang dengan penyakit tua yang menggerogotimu.

Mama yang kami kasihi, teringat ketika kita bersama tinggal di Jakarta ditempat kami, dirumah yang kecil kita selalu bercampur bersama dikamar, kadang hatiku kesal ada saat merasa terganggu tetapi semua itu sekarang sirna dan tertinggal kenangan belaka.

Mama sebulan sudah kita berpisah, kami tahu Engkau berbahagia disana dengan penciptaMu dan berkumpul dengan papa dan koko cici yang telah mendahului kesana.

Ma saat kami akan melarung sisa fisikmu kelaut menjadi kenangan dalam hati kami yang tak akan lekang oleh zaman bahwa pernah ada didunia ini yang bernama Jap Siok Nio atau Nyonya Lie Wan Lung yang menjadi mama dari istriku dan mama mertuaku.

Selamat jalan mama, selamat menikmati kekekalan bersama Tuhan di Sorga, sampai kita bertemu kembali di sorga sana

Anak dan mantumu: Lie Weijen dan Julimin si Musafir Girang.

ditulis saat sebulan mama meninggal

Menyisipi waktu dengan pasangan

Hidup kian hari kian sibuk akan memberikan kejenuhan, Kejenuhan yang menumpuk pada akhirnya akan mempengaruhi relasi kita dengan pasangan, padahal hidup dengan pasangan adalah relasi yang harus terus di perjuangkan seumur hidup kita. Bersyukur kepada Tuhan pada selah- selah kesibukan Tuhan memberikan kesempatan kami berlibur ke Bali. Kami berdua sangat menimati kebersamaan di Bali dan dalam situasi santai seperti inilah kami dapat me re-Charge relasi kami yang terganggu dengan kesibukan. Walau tidaklah dapat dikatakan full re-charge tetapi cukuplah memberi semangat baru dalam menapaki hidup-hidup dengan pelayanan yang padat di depan. Terima kasih Tuhan.