Obrolan
Imajiner
Hai Wie sayang,
sudah lama kita tidak berjumpa, tidak bercengkrama, bersenda gurau sudah hampir
3 bulan yah Wie, cepat sekali waktu berlalu.
Keterpisahan
ini membuat aku selalu sedih jika mengingat akan dirimu Wie, bukannya aku tidak
move on tetapi aku merasa kehilangan semangat dan suka cita seperti saat
bersamamu, walau aku mengerti sekarang kamu sudah tidak lagi bisa bersamaku
tetapi setiap kali mengenang masa indah bersamamu hatiku terernyuh.
Wie aku
sedih bukan menyedihkan dirimu tetapi menyedihkan diriku sendiri, karena aku
tau kamu sudah berbahagia di Sorga Bersama Tuhan kita Yesus Kristus. Aku
menyadari sesungguhnya dengan kondisi penderitaanmu saat sakit memang lebih
baik engkau pulang kerumah Bapa di Sorga. Aku senang kamu tidak lagi menderita
sekaligus aku sedih karena aku harus menderita hidup sendirian.
Wie aku
kesepian, walau banyak teman konsen kepadaku dan sering menghiburku namun
karena pandemic dan tidak bisa sembarang keluar ketemu orang menambah aku
semakin sulit karena kemanapun aku melangkah selalu ada kenangan bersamamu
Aku pergi ke
MOI aku ingat kita selalu masuk ke Uni Qlo dan tempat lainnya, Ketika aku
diajak makan aku selalu ingat tempat kita di Greendoor yang kita suka, waktu
aku ke Sushi Hiro aku ingat kita selalu memesan kepala ikan salmon ahh …. Wie tidak ada tempat yang tidak ingat
kamu.
Aku merasa bagaimana
jika berlibur tanpa dirimu, ah… sepinya hati ini. Wie aku menagis sambal mengetik
surat ini aku merasa seperti sedang bicara denganmu langsung. Kemarin 12 juni
kamu ulang tahun aku harus liwati sendiri dan aku ingat tahun lalu kita rayakan
berdua di Greendoor tahun ini kami Bersama sama merayakan ulang thaun kamu lho
dengan Eunike. Mereka mendirikan Chappel dengan nama LWJ Living with Jesus dari
pelesetan namamu Lie Weijen. Wie hari itu aku bangga sekali denganmu, hidupmu
sungguh dipakai Tuhan dan mempengaruhi banyak orang. Aku senang mempunyai istri
sepertimu bangga, aku juga menyadari bahwa nama kita itu ternyata menjadi hal
menarik JLM LWJ ( Julimin Lie Wei Jen) ternyata jika aku pelesetkan menjadi
Jesus Love Me, Living With Jesus. Karena Jesus Cinta saya maka saya bisa hidup
dengan Jesus. Kenapa setelah kamu pergi aku baru menyadarinya yah.
Wie sayang
aku kesepian tidak lagi bisa melihat seringai senyummu, tidak lagi bisa
mendengar tawamu dan celotehanmu, untung selama hidup aku selalu memanfaatkan
waktu selalu bersamamu, mungkin itu juga yang membuatku sangat kehilangan.
Aku rela
melepas kepulanganmu karena aku memang tau kamu adalah sepenuhnya milik Tuhan
pencipta kita, dan kamu telah Kembali kepadaNYA dan bersyukur Tuhan sudah
memberi kesempatan 30 tahun kurang 3 bulan hidup Bersama denganmu.
Aku kadang
sedih tatkala aku harus melayani konseling bagi konselee kita berdua dan aku sedih
mereka kehilangan kamu tempat mereka mencurahkan hati dan perasaannya untuk hal
ini aku tidak bisa menggantikanmu, aku berusaha sebaik mungkin untuk melayani
mereka dalam konseling tetapi mereka kehilangan figure dirimu, aku jadi sedih
sekali.
Aku
bersyukur Wie karena ada kelompok WA kami yang berduka dan aku melihat banyak
mereka yang sedang berduka dan mengalami patah hati seperti aku dan kami
masing-masing mencari jalan untuk keluar dari masalah kesedihan ini. Aku
bersyukur ada caraku sendiri dengan sering bicara denganmu dan melakukan hal yang
ktia suka.
Wie setiap
lari pagi di komplek apartemen kita aku selalu merasa kamu lari disebelah aku
bahkan kadang seperti biasa kamu ambil route lain dan aku ambil route
sebaliknya kita sering berpapasan ketemu di belokkan tower G, nah setiap kali
aku belok disana aku serasa melihat kamu
sedang lari tersenyum padaku.
Satu kali
aku bermain sepeda ke PIK aku ingat tempat kita lari waktu itu, sekarang aku
liwati lagi tetapi dengan bersepeda, aku membayangkan indahnya jika bisa bareng
dengan kamu.
Yah itulah Wie
hari hari aku liwati dengan mengenang hal yang indah kadang tetap sedih mungkin
orang merasa aku tidak move on tetapi sesungguhnya tidak juga aku sadar kok dan
sudah mulai aktif banyak hal, Cuma perasaan kan gak bisa di bohongi jadi aku
nikmati saja perasaan sedih datang khusus ya tatkala dalam kesedihan.
Kelompok
Sumba Kita dengan Keluarga Suta Jusni, Riki Epenk masih terus lari Bersama dan
pergi Bersama bahkan saat ini kita juga memelihara anjing, awalnya aku pelihara
Chi hua hua seperti yang kamu bilang kalau aku mau urus boleh pelihara sekarang
aku pelihara, kemudian epenk juga pelihara anjing ha ha ha ha jadi banyak obrolin anjing sekarang.
Wie banyak
yang sedih atas kepergianmu, termasuk teman baik kita Hendro, dia yang paling
menemaniku saat aku perlu tatkala sedih. Aku kadang merasa Tuhan beri dia untuk
menolong aku dikala sepi. Bahkan keluargaku pun tidak ada waktu untuk sering
sering menanyakan kabar kepadaku malah lebih banyak aku yang mengajak mereka
untuk bertemu di Zoom.
Wie sayang
aku aku bersyukur kepada Tuhan di hari pernikahan kita kemarin aku menyadari
Tuhan baik tidak ijinkan aku melihat wajah tuamu karena saat engkau pulang
kesorga wajahmu masih tetap muda dan berseri dan wajah inilah yang selalu aku
kenang dalam kecantikannya tentu saja bagiku yah.
Wie Achuang
anak angkat kita masih sedih sama seperti aku, dia masih kontak aku namun dia
belum ke Jakarta dan tentu dia juga masih gamang kejakarta teringat biasa ingin
ketemu kamu sekarang menyadari kamu sudah tidak ada pasti dia sedih.
Wie banyak
hal aku ingin bicara dengan kamu seperti biasa kita ngobrol menjelang tidur
atau waktu lagi santai. Aku sering ngobrol sendiri seakan kamu ada di sebelah
aku. Wie aku kehilangan kamu dan mengasihimu demikian juga Achuang mengasihimu
juga teman lain.
Wie ingatkah terakhir kita liburan ke Bali terakhir kamu naik pesawat kita di belikan bisnis class oleh Achuang untuk menyenangkan kita ternyata itu kesempatan pertama dan terakhir bagimu naik bisnis class