Sebagai Orang yang telah diselamatkan oleh kristus Yesus dan menerimaNya sebagai Tuhan dan juru selamatnya pribadi maka dipastikan orang tersebut percaya bahwa hidup yang ia jalani sekarang adalah anugrah yang Tuhan berikan kepadanya.
Orang percaya ini berusaha menjalani kehidupannya dengan sungguh sungguh mengikuti kebenaran firman Tuhan namun dengan berjalannya waktu heran sekali iman dan kepercayaan orang tersebut tidaklah sekuat seperti tatkala ia baru percaya dan menerima Kristus Yesus.
Segala pengetahuan Alkitab yang ia tahu dan juga segala kebenaran yang ia yakini hanya berhenti sampai dalam benak mereka saja, hanya tinggal slogan tidak terwujud dalam tingkah laku mereka.
Mereka ini bukanlah tidak mencintai Tuhan atau tidak percaya lagi kepada Tuhan, jika berbicara dengan mereka dan melihat semangat mereka tatkala berbicara mengenai kebenaran seringkali masih menggebu dan menunjukkan betapa mereka bersyukur atas keselamatan yang mereka terima dari Tuhan Yesus Kristus, bahkan dari mereka masih bersemangat mengambil pelayananan serius dalam menjalani pelayanannya.
Namun dalam realita kehidupan mereka sepertinya mereka masih ada hati yang percaya dan mau setia pada Tuhan namun dalam menjalani kehidupan ini mereka bisa memisahkan antara pengertian mereka akan Tuhan maksudnya dalam keseharian mereka masih berkecimpung dalam dosa keseharian, yang menjadi kelemahan mereka.
Ironisnya mereka-mereka itu banyak juga yang memegang jabatan penting dalam hal kerohanian, maksudnya mereka itu banyak yang adalah pengerja gereja sebagai aktivis gereja, Majelis gereja bahkan juga hamba-hamba Tuhan
Menyedihkan memang, firman hanya berhenti sampai di pengetahuan mereka dan tidak menjadi gaya hidup mereka dalam menyikapi kehidupan keseharian. Kebanyakan kejatuhan yang mereka hadapi adalah dosa kemunafikan, seksual, keuangan dan juga kedudukan.
Pernah sekali saya berbincang dengan seorang majelis gereja yang sedang bergumul dalam tuntutan hukum karena terjadi penipuan keuangan dalam usaha mereka dengan negara dan tentu saja hal ini menjadi bahan pembicaraan banyak orang di lingkungan gereja.
Ada pula dalam dalam konteks konseling ditemui beberapa rohaniwan wanita muda yang di lecehkan secara seksual oleh oknum majelis gereja dimana rohaniwan ini praktek di gereja majelis tersebut dan di tempatkan tinggal di rumah majelis tersebut.
Banyak pula para rohaniwan muda yang baru lulus mengejar kesempatan untuk bisa dapat kedudukan yang lebih baik atau mendapatkan penghasilan lebih dengan cara tidak bertanggung jawab menjalankan bagiannya sebagai full timer di gereja tempatnya melayani tetapi lebih banyak menerima tawaran kotbah diluar yang notabene mencari kesempatan untuk ketenaran, kesempatan atau keuangan yang lebih dari apa yang didapat.
Tidak hanya begitu, betapa banyak para pendeta senior yang tidak ingin mendapat saingan atau menjaga erat posisinya dengan tidak pernah memberi kesempatan pada rohaniwan yuniornya untuk naik, atau di pendetakan, malah tidak kurang banyaknya mereka malah di lengserkan karena tidak taat pada “kehendak” pendeta seniornya. Atau perebutan kedudukan jika ada pemilihan sinode atau apapun dalam kanca mendapatkan kedudukan menjadi orang nomor satu.
Ini semua menjadi satu fenomena umum yang terjadi, bagaimanakah jemaat tidak akan jatuh dan bertumbuh jika sebagai orang percaya kita tidak bisa menyatukan pengetahuan kebenaran firman Tuhan dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Fenomena seperti ini seharusnya menjadi satu peringatan bagi kita sebagai orang percaya. Bahwa iblis bekerja luar biasa dan tahu kelemahan kita. Ada yang lemah dalam dosa seksual maka ia akan merongrong agar orang percaya jatuh dengan selalu memberi kesempatan satu situasi yang membuat seseorang jatuh. Demikian juga dengan dosa lainnya.
Dosa demikian mengerikan, jangan anggap diri kita kuat karena seringkali kita merasa kita mengerti kebenaran dan merasa berbuat segala sesuatu untuk Tuhan namun dibalik itu semua motivasi kita salah. Kita bisa membohongi orang di sekitar kita namun ingatlah Tuhan tidak buta.
Saudara terkasih mari kita bersama waspada bahwa kita ini lemah, tidak ada seorangpun yang kuat tanpa pertolongan Allah dalam hidup kita, jangan pernah andalkan pikiran dan perasaan kita tetapi serahkan pikiran dan perasaan kita kedalam tangan Tuhan.
No comments:
Post a Comment