Keluarga adalah suatu tanggung jawab yang Tuhan berikan kepada kita untuk dikerjakan dan dinikmati. Oleh karena itu setiap mereka yang ingin berkeluarga harus berani Bertanggung jawab dalam berkeluarga dan Tuhan akan memberikan anugrah kepada mereka untuk menikmatinya.
Monday, November 12, 2012
MENIKMATI HARI HARI BERSAMA
Meliwati hari demi hari bukanlah suatu hal yang mudah. Kadang hari kita lalui dengan penuh kecemasan, penuh kemarahan dan kadang ada harapan dan kebahagiaan, tatkala menjalaninya. Bagaimana kita mengisi hari-hari dalam menjalaninya sangat mempengaruhi akan kesehatan jiwa kita. Jika kita melangkah hari hari kita dengan kebahagiaan bersama pasangan kita maka akan memberikan kesehatan jiwa yang akhirnya tertera didalam tingkah laku kehidupan sehari hari.
di Usia yang semakin senja, dan semakin panjangnya kita hidup bersama, tidak menjamin akan semakin mendekatkan satu dengan lainnya. Namun bisa terjadi sebaliknya membuat kita semakin jauh satu dengan lainnya, hidup menjadi begitu hambar dan tersisa komitmen menjalani hidup sampai akhir hayat.
HIdup akan menjadi semakin bararti dan menyenangkan tatkala kita bisa meliwatinya bersama dengan pasangan hidup kita dengan berbahagia. Ukuran berbahagia menjadi sulit bagi kebanyakan orang, namun kebahagiaan yang seharusnya bisa tercapai dalam kehidupan berkeluarga adalah didalam menjalin suatu relasi yang menjadi semakin intim seperti apa yang Allah katakan bahwa suami istri telah di satukan menjadi satu daging.
Jika kelekatan ini terjadi maka kebahagiaan akan tercapai. Masalahnya tidak setiao kita mempersiapkan diri memasuki usia senja, dimana dalam usia ini ternyata banyak permasalahan muncul karena pengaruh fisik yang semakin menurun. Misalnya pendengaran yang semakin menurun memicu masalah dengan pasangan yang selalu merasa tidak di dengarkan atau merasa tidak di perdulikan padahal pasangannya tidak mendengarnya dan masih ada hal lainnya misalnya banyak hal kita semakin melambat, mengendarai mobil juga semakin melambat, menurunnya kesigapan ini juga bisa memicu pertengkaran. Harapan-harapan yang di bawa sejak dulu mungkin ada yang belum tercapai dan semakin pupus dengan melanjutnya usia menambah permasalahan sendiri. Namun jika kita dapat mengantisipasinya, menyadari bahwa yang paling penting menyatunya iwa pasangan suami istri yang melekat dan berjalan bersama Kristus menuju tujuan yang Allah tetapkan bagi setiap pasangan akan membawa suatu kebahagiaan.
Menikmati hari bersama-sama, menikmati anugrah berat yang sudah di berikan adalah suatu anugrah besar dari Allah untuk kita. Dengan masih adanya pasangan hidup disisi kita adalah sautu anughra yang harus di syukuri, oleh karena itu masilah kita bersama dengan pasangan kita nikmatilah hari-hari bersama sebelum kebersamaan itu di renggut darimu.
Friday, July 13, 2012
Menyikapi konflik dalam Pernikahan
Dalam setiap pernikahan tidak pernah lepas dari konflik, bahkan melalui suatu konflik terjadi suatu proses pengenalan yang lebih mendalam dari suatu relasi, semakin mengenal akan sikap, harapan dan cara berpikir seseorang.
Kitab Amsal 27:17 mengatakan: “ Besi menajamkan besi , orang menajamkan sesamanya. Melalui ayat ini dapat dimengerti bahwa konflik di suatu pernikahan adalah proses saling menajamkan satu dengan yang lainnya. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana berkonflik dan kenapa terjadinya konflik.
Pernikahan adalah proses yang harus dikerjakan oleh pasangan yang bertemu setelah berusia dewasa dan menyatukan diri menjadi pasangan suami istri, dengan sendirinya mereka masing-masing membawa keberadaan dan sifat masing-masing yang telah terbentuk sekian tahun dalam keluarga mereka masing-masing. Didalam penyatuan inilah sering terjadi konflik karena masing-masing membawa latar belakang mereka yang belum tentu mempunyai nilai yang sama dan berusaha menyatukannya.
Masalah konflik terjadi kebanyakan di picu oleh harapan sebelum pernikahan yang tidak sesuai dengan kenyataan setelah menikah, memaksa nilai-nilai pribadi kedalam nilai mereka bersama setelah menikah, masing-masing berpegang pada prinsip pribadi dan tidak berhasil mengatasi diri untuk melebur menjadi satu daging.
Masalah akan teratasi jika menyadari beberapa hal yaitu:
1.Konflik tidak harus di hindari, berkonfliklah jika itu perlu tetapi harus melalui etika konflik yang benar, sesuai dengan management konflik.
2.Belajar mengalahkan kehendak diri dan menyatukan diri menjadi “sedaging”
3.Sadar bahwa pernikahan adalah terjadi pada 2 orang dewasa yang berdosa mengikat diri dalam ikatan pernikahan dan sebagai orang berdosa mempunyai natur dosa yang selalu merongrong hidup manusia.
4.Tidak memaksa orang untuk berubah tetapi diri sendiri harus yang pertama kali berubah.
5.Tidak menuntut pasangan untuk memberi/mengalah tetapi tuntutlah diri sendiri untuk lebih dahulu memberi dan mengalah
6.Tidak egois tetapi bertindaklah dengan takut akan Tuhan
7.HIdupi kehidupan berkeluarga dengan menempatkan Tuhan sebagai pemimpin suami dan berlandaskan kepada firman TUhan.
Dengan belajar melakukan 7 hal tadi maka kita dapat belajar bagaimana berkonflik dan bertumbuh melalui konflik tersebut, ingatlah konflik juga dapat memberikan kehancuran kehidupan rumah tangga, karena kita memberi makan kepada emosi dan ego kita maka akan berbuntut pada perceraian. Mari kita semua takut akan Tuhan dan hidup bergaul erat dengan Tuhan akan memberi kekuatan kepada kita dalam hidup berkeluarga antar suami istri, Tuhan memberkati.
Ev. Julimin Nagaputra. S.Th; M.A
Tuesday, June 19, 2012
Kenapa seseorang berselingkuh
Belakangan ini perselingkuhan sangat marak terjadi dan menjadi biang keladi perpecahan dalam keluarga yang berakhir pada perceraian. Bahkan beberapa kalangan pergaulan anak muda menjadikan “perselingkuhan” ini semacam trend yang aneh jika tidak diikuti oleh mereka, sebagian dari mereka akan merasa ketinggalan jaman jika dalam kehidupannya tidak berselingkuh. Sudah sedemikian bobrokkah mental manusia saat ini, sehingga menjadikan perselingkuhan ini suatu trend yang harus diikuti.
Sebenarnya yang di sebut sebagai perselingkuhan itu sampai sebatas mana? Apakah setiap kedekatan dengan lawan jenis yang bukan pasangan di sebut sebagai perseligkuhan? Apakah disebut perselingkuhan karena sudah terjadi hubungan seksual di antara mereka.
Beberapa pandangan mengenai perselingkuhan;
1. Pandangan yang menyatakan relasi antara pria dan wanita yang telah melibatkan perasaan dapat di sebut sebagai perselingkuhan. Misalnya kedekatan dengan seorang yang berlainan jenis dan didalam ke dekatannya mereka seringkali terlibat obrolan yang asyik, bahkan bisa di teruskan dengan sms an atau saling menilpon, sehingga satu hari jika tidak ada tilpon atau sms darinya maka hati mulai gelisah dan menanti kabar darinya maka ini sudah masuk kedalam daftar perslingkuhan secara emosi.
2. Padangan yang mengatakan jika seseorang sudah memberikan perhatian yang intens pada seseorang yang berlainan jenis sudah masuk dalam kategori perselingkuhan.
3. Lebih mementingkan wanita atau pria lain ketimbang dari pasangannya sendiri
4. Sudah terlibat hubungan seksual.
Banyak pria menolak pandangan ke 4 ini sebagai suatu perselingkuhan. Banyak mereka jatuh kedalam relasi seksual dengan wanita lain bukan karena perselingkuhan namun hasrat keinginan berhubungan seksual saja. Bayak dari mereka memang tidak terlibat emosi dengan wanita yang di tidurinya itu dan mereka tida perah berpikir untuk menceraikan istrinya, namun apapun alasannya tindakan ini tetap merupakan suatu pengkhianatan terhadap pasangannya.
Beberapa alasan bagi seseorang sampai berselingkuh:
1. Perselingkuhan yang tidak disadari mulanya, awalnya mungkin hanya menolong dan memberi perhatian kepada seseorang yang lambat laun perasaan masuk didalamnya.
2. Kebutuhan kasih dan mengasihi, misal seseorang yang berada seorang diri jauh dari pasangannya padahal ia adalah sosok orang yang tidak bisa sendiri, dia butuh seseorang untuk memperhatikannya dan tempat ia memperhatikan juga dan jika ia berjumpa dengan seseorang yang cocok maka ia akan mudah sekali jatuh cinta walau sebenarnya ia tidak pernah punya rencana untuk menceraikan pasangannya, cinta mengalir begitu saja karena kebutuhannya itu. Bisa juga kebutuhan itu karena kebutuhan untuk berhubungan seksual yang tidak bisa didapatnyakarena jarak yang jauh dengan istrinya.
3. Perselingkuhan karena balas dendam. Seseoang yang sengaja melakukan perselingkuhan hanya karena untuk membalas dendam kepada pasangannya, mungkin karena pasangannya pernah berselingkuh.
4. Perselingkuhan dengan alasan menghukum. Pasangan yang merasa diabaikan dan ia menghukum pasangan yang mengabaikannya dengan berselingkuh dengan orang lain.
5. Perselingkuhan karena keidupan rumah tangganya sudah hambar dan memang sengaja dilakukan untuk kesenangan pribadi.
Apapun alasannya perselingkuhan adalah suatu pengkhianatan terhadap legacy pernikahan. Janji nikah yang diucapkan waktu menikah bahwa hanya mengasihi pasangan yang satu-satunya telah di langgar. Pelanggaran ini merupakan dosa karena pernikahan yang kita lakukan adalah atas dasar perjanjian dengan Allah yang menyatukan seseorang dalam pernikahan. Perselingkuhan bukan hanya bersalah kepada pasangan tetapi juga dengan Allah, maka perlu membereskannya dengan Allah ataupun pasangan yang dikhianati. Pengampunan harus selalu terbuka bagi mereka yang sungguh-sungguh bertobat dari segala kesalahan atas dosa ini dan tidak akan mengulanginya dikemudian hari.
Oleh: Musafir Girang alias Julimin Nagaputra M.A
Perjalanan Pernikahan
Tanggal 12 Juni adalah tanggal khusus bagi diriku, ini adalah hari ulang tahun dari istriku, selain dari itu tanggal 15 Juni menjadi jauh lebih berarti karena tanggal itulah hari jadi kami, hari pernikahan kami.
Pernikahan kami tidak terasa telah terlewati selama 21 tahun dan berjalan ke tahun ke 22 namun ingatan hari pernikahan itu masih jelas terpampang di depan mataku sebagai satu kenangan indah yang tidak terlupakan.
Pernikahan kami tidak dapat di sebut sebagai pernikahan yang senpurna karena kamipun tidak luput dari konflik dan ancaman perselingkuhan namun Tuhan begitu baik menjaga kami berdua hingga saat ini dan rasa cinta kami tetap tidak berubah.
21 tahun menikah bukan waktu yang singkat, banyak sekali permasalahan timbul diantara kami namun itulah pembentukan bagi kami berdua. Pernikahan yang harmonis tidak terjadi begitu saja namun kami harus kerjakan bersama bagian kami masing-masing dan sampai detik ini masih banyak perkerjaan rumah yang harrus kami kerjakan, masih saja ada celah- celah yang membuat kami konflik. Teringat olehku saat istriku terbaring sakit menderita penyakit yang sangat serius lalu terbayang pikiran mengerikan bagaimana jika ia meninggal dan itu memberikan ketakutan sendiri bagiku namun kami dapat liwati semua itu. Teringat saat kami masih berjuang dalam awal pernikahan kami, kami bekerja sampai larut malam sepulang dari bekerja di kantor kami masih harus berdagang sepatu sampai kadang jam 12 malam, bagaimana setianya istriku mendampingi saat sulit seperti itu. Sekarang kami berdua telah beranjak tua, penyakitpun sudah mulai berdatangan menyapa kami, namun ketuaan ini ingin kami lalui dengan tetap bergandeng tangan penuh kasih dan cinta yang ada dalam hati kami masing-masing.
Mengisi hari-hari tua kami dengan cinta kasih yang tidak pernah padam dalam diri kami, saling menjaga dan memperhatikan. Namun kamipun menyadari dalam usia semakin tua karakter kamipun ada perubahan, kami berdua semakin pelupa, semakin cerewet satu dengan lainnya dan ini yang harus kami waspadaijangan sampai merusak cinta kasih kami berdua. Sebenarnya kecerewetan kami adalah untuk mengingatkan pasangan masing-masing namun kadang bisa saja menjadi ajang konflik karena merasa tidak di mengerti, Inilah perjuangan yang harus terus kami lalkukan. Terima Kasih Tuhan.
Wednesday, June 6, 2012
Waktuku dan waktuNYA
Waktu adalah sesuatu yang tidak pernah mengenal arti mundur, terus maju apapun yang terjadi. Walau kadang terasa lambat, namun kadang kita terheran-heran karena cepat sekali semua berlalu, dan tinggal menjadi kenangan.
Waktu menjadi begitu sangat berharga tatkala waktu yang diberikan hampir habis. Misalnya dalam hidup ini kita sering menunda segala sesuatu tugas yang harus dikerjakan, karena masih banyaknya waktu, namun begitu kita terlena dan waktu berlalu semakin dekat ke dalam batas waktunya, kita merasa begitu tegang dan menyesali akan waktu yang terlewati, dan saat itulah kita merasakan waktu itu sangat berharga.
Dalam kehidupan berkeluarga, seringkali kita juga mengabaikan waktu bersama dengan pasangan. Waktu bersama, dirasa hanya membuang waktu dengan percuma, lebih baik mengejar business yang menghasilkan uang yang berguna bagi kebanyakan orang.
Ada orang demikian menghargai waktu, sehingga setiap detik waktu yang berlalu di perhitungkan dengan cermat, ada yang menggunakan waktu untuk mengejar kepentingan bagi dirinya, tetapi ada juga yang menggunakan waktu dengan membiarkan waktu berjalan dengan sendirinya.
Waktu...... jika tidak diwaspadai akan berlalu secepat angin berlalu. Sekilas memandang kebelakang, rasanya baru saja lulus dari Sekolah Menengah Atas, kemarin ini diadakan reuni, ternyata sudah 31 tahun berlalu. 31 tahun tanpa kita sadari telah berlalu dengan cepat.
Dengan melihat realita cepatnya waktu berlalu, kita mulai berhitung dengan sisanya waktu yang Tuhan berikan kepada kita di dunia ini. Banyak orang merasa begitu ketakutan dengan realita bahwa waktu mereka sudah dekat. Bagi mereka yang mengisi waktu dengan senang dan begitu menyenangi segala hal yang ia miliki akan lebih berat menyongsong "waktu"nya. Berat meninggalkan segala sesuatu yang menyenangi dirinya, yang menjadi miiknya.
Disatu sisi, banyak orang yang menyia-nyiakan waktunya dan hidup didalam kepahitan dan patah semangat, dari antara mereka justru ingin mempercepat "waktunya", namun memang "waktu" ada di tangan si empunya, yaitu Allah diatas sana.
Bagaimana kita mengisi waktu kita sampai di "akhir", itu menjadi lebih penting! Bagaimana menepiskan perasaan galau dan takut akan "waktu" akhir ini. Tidak ada jalan lain yaitu dengan cara mendekatkan diri dengan si empunya "waktu" dan segalanya ini yaitu Allah.
Hidup kita adalah memang hidup di dalam waktu kronos, dimana secara kronologi ada awal dan akhirnya dan tidak ada seorangpun yang tidak mengakhirinya. Tetapi didalam pengenalan kepada yang Maha Kuasa yang tidak terbatas oleh waktu kronos, Ia memiliki waktunya sendiri yaitu waktu kosmos yang tidak terbatasi, segalanya menjadi beda.
Allah yang saya kenal didalam Yesus Kristus datang ke dunia memngajak semua milikNya untuk kembali kepadaNya dan mereka tidak akan terkukung dengan waktu kronos ini, Karena bagi setiap kita yang percaya kepada Yesus Kristus tidak lagi hidup didalam waktu kronos, kita ada didalam waktu Allah, yaitu waktu yang tidak di batasi dalam kekalan. Secara manusia kita akan meliwati waktu kronos ini namum sebenanrnya itu bukan akhir kita, karena setiap kita yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat maka ia akan hidup, ia akan dibangkitkan dan hidup kekal bersamaNya di Sorga.
Tidak ada lagi ketakutan saat menyongsong akhir dari "waktu", karena waktu kita sudah ada didalam waktu kosmos bersama dengan Kristus selamanya. Yang tersisa adalah bagaimana kita menyelesaikan waktu kronos kita dengan melakukan apa yang berkenan dan berguna, yang memuliakan Allah, mari kita kerjakan dengan sungguh.
Labels:
Mengatasi ketakutan kematian
Location:
Jakarta Capital Region, Indonesia
Wednesday, May 30, 2012
Pernikahan Dini
Pernikahan dini, apa yang dimaksud dengan pernikahan dini. Pernikahan dini acapkali terjadi, umumnya dikarenakan keterpaksaan, dan biasanya karena mereka kedapatan telah melakukan pranikah seks, bahkan beberapa dari mereka sampai hamil.
Peristiwa kehamilan ini memaksa mereka menikah, padahal mungkin mereka belum siap masuk kedalam pernikahan. Orang tua, maupun khalayak umum mempunyai pemikiran peristiwa aib ini hanya dapat diselesaikan melalui suatu pernikahan. Pernikahan seperti inilah yang saya maksud dengan permikahan dini. Pernikahan yang tidak mempunyai persiapan mental maupun pengertian dan konsep keluarga yang matang.
Pernikahan akan dirasa sebagai suatu "hukuman seumur hidup" bagi mereka yang menjalaninya.
Bagi mereka yang menikah karena kehamilan, bisa saja mereka tidak cocok, mereka akan menemui banyak permasalahan didalam pernikahannya yang mungkin saja akan jatuh kedalam kesalahan lain yaitu perceraian.
Pernikahan bukanlah penyelesaian masalah, itu adalah langkah penyelamatan "muka" dari rasa malu baik bagi dirinya sendiri maupun orang tua. Bagi mereka yang menikah dini karena peristiwa pranikah seks maka sebaiknya melakukan suatu proses konseling dan membereskan diri terhadap dosa yang telah dilakukan. Dengan tanpa melakukan pertobatan maka dosa seks ini akan terus menghantui dan akhirnya juga merongrong kehidupan pernikahan mereka.
Umumnya mereka yang telah melakukan pranikah seks akan mengalami permasalahan didalam menjalani kehidupan rumah tangganya, kecuali mereka menyesali dan bertobat memohon ampun kepada Allah, jika tidak sampai pada pengampunan maka akan berdampak di kemudian hari.
Mereka yang melakukan pranikah seks akan mempunyai kerendah dirian bagi kaum wanitanya dan kearogansian bagi si prianya. Peristiwa ini akan memaksa mereka hidup didalam kearogansian pria untuk menindas si wanita yang pandangan tentang dirinya rendah.
Pelaku pranikah seks diduga akan lebih mudah jatuh kedalam perselingkuhan seksual paskah menikah.
Beberapa pandangan yang diberikan diatas berdasar dari beberapa kasus yang terjadi dalam konflik pernikahan yang disebabkan karena pranikah seks. Oleh karena itu bagi para pemuda-pemudi perlu mawas diri dan menjaga diri dalam usianya waktu berpacaran. Banyaklah melakukan kegiatan positip, bertumbuhlah secara spiritual dan jadilah pemuda bijak di dalam Tuhan.
Tuesday, May 22, 2012
Cinta di usia Senja
Ada orang mengatakan bahwa semakin lama orang menikah maka cinta mereka akan semakin pudar. Namun ada pendapat lain yang mengatakan sebaliknya, semakin lama menikah semakin mengenal pasangan kita. Manakah yang benar? Kedua nya benar! tetapi semua itu bisa terjadi tergantung bagaimana kita mengerjakannya. Jika kita mengabaikan kehidupan pernikahan kita, hidup dibiarkan begitu saja bergulir maka segala persoalan yang timbul akan menjadi bibit semakin menjauhnya suatu relasi pernikahan. Tetapi dengan semakin kita mengerjakan kehidupan pernikahan ini maka dipastikan pasangan ini akan semakin melekat satu dengan lainnya. Bukan berarti mereka tidak ada masalah atau mereka tidak pernah konflik, tetapi mereka meliwati semua masalah dan konflik dengan mengerjakan dengan nilai nilai kesepakatan bersama. Pernikahan akan semakin indah dan melekat jika masing-masing mengerjakan bagiannya untuk pasangannya bukan untuk mencari kesenangannya pribadi. Kita sebagai manusia berdosa selalu cenderung untuk mencari keuntungan dari pasangan bukan memberi dan selalu mencari kesalahan pasangan dari pada intropeksi diri sendiri, jika hidup seperti ini terus maka kejenuhan akan menghampiri kita. Pada usia senja ini saat kita harus semakin erat menapaki hari-hari sisa yang Tuhan beri sambil menikmati berkat Tuhan melihat anak-anak satu persatu masuk kepernikahan mereka dan kitalah menjadi percontohan mereka.
Tidak ada kata cinta menjadi pudar di hari tua, tetapi jika kita terus mengerjakan cinta kita memupuknya baik-baik maka terpeliharalah tali cinta itu.
Jangan pernah malu menyatakan cinta di usia senja kita, jangan pernah berhanti melakukan dating dengan pasangan kita yang di beri Tuhan di usia muda kita dan jangan pernah berhenti menikmati kebersamaan yang Tuhan beri. Bukankah Tuhan yang mengatakan sampai maut memisahkan kita. Mari kita isi pernikahan dengan kebahagiaan hanya dengan pasangan yang sah yang Tuhan berika.
Subscribe to:
Posts (Atom)