Monday, August 12, 2024

Mengalahkan Diri

Ada perkataan atau kata bijak yang sering didengungkan bahwa musuh terbesar dari manusia adalah diri mereka sendiri. Tidak mudah memang mengatasi diri sendiri, mengatasi gelombang emosi diri dan mengontrol kehendak diri serta pengaruh yang ada diluar diri yang begitu besar dan menekan sehingga tidak mampu membandung dorongan-dorongan ini, kita jatuh dalam dosa.

Sebagai manusia berdosa memang dibelakang ini ada masalah yang paling mendasar yaitu dosa manusia yang sudah mendasar dan dosa bawaan yang mengontrol diri kita kendati memang dosa kita sudah ditebus dan dikuduskan oleh darah Kristus namun sifat keberdosaan itu terus mengikuti dan mempengaruhi kita dalam kehidupan sehari-hari.

Hal inilah yang harus kita sadari bahwa sifat keberdosaan ini selalu ada dalam diri dan  selalu membawa  kecenderungan bagi manusia untuk  berbuat sesuatu yang berdosa, dan inilah yang sulit bagi kita untuk mengalahkan diri kita sendiri.

Sebagai contoh dari Alkitab, Rasul Paulus mengatakan banyak hal baik yang dia ketahui namun tidak selalu hal baik yang ia lakukan dalam kehidupan. Begitu juga dengan kehidupan kita, sekelas Rasul Paulus pun mengakui banyak kesulitan sebagai manusia yang harus dihadapi.

Dalam hidup kita banyak sekali harapan dalam diri yang ingin dicapai, kedudukan, harta kekayaan, pandangan orang terhadap diri, penerimaan diri dan banyak hal lainnya, sehingga dalam hal ini seringkali kita tanpa sadar demi mencapai keinginan ini menyerempet hal-hal berdosa, misalnya menonjolkan diri, meremehkan orang lain, menyenangkan orang lain atau atasan, melobby orang tertentu untuk mencapai harapannya dan banyak hal negative lainnya yang bisa  dilakukan tanpa kita sadari muncul dalam diri.

Sebagai orang percaya, baik rohaniwan, akitvis tidak luput dari permasalahan ini oleh karena itu perlu kewaspadaan tinggi dalam bertingkah laku dalam menghidupi kehidupan dalam dunia secular maupun dalam lingkungan pelayanan.

Kesadaran tinggi akan keberadaan diri ini adalah kedewasaan dalam hal psikologis maupun teologis seseorang, dan ini tidak lepas dari keinginan belajar terus untuk bertumbuh menyerupai Kristus. Kehidupan rohani pribadi sangat penting, untuk membawa kita makin mengenal diri. Bersandar pada Tuhan dan mendengar suara Tuhan menjadi syarat mutlak. Kesimpulan yang boleh kita ambil adalah terus bergaul erat dengan Tuhan untuk semakin mengenal Allah dan dengan mengenal Allah semakin tau kehendak Allah pada manusia juga membawa kita mengenal diri kita sebagai manusia berdosa.

Tuhan memberkati.

No comments: