Pelayanan
konseling melelahkan karena meliputi perasaan dan juga pkiran. Perlu penguasaan
diri yang kuat agar tidak sampai hanyut dalam pelayanan terhadap konselee kita dan kita harus tegas memberikan
masukkan dan membuka wawasan klien kita agar mereka bisa melihat permasalahan
mereka dengan jelas dan akhirnya bisa mengambil keputusan lebih tepat bagi
hidupnya.
Sebagai
seorang konselor seringkali harus menghadapi keletihan fisik dalam mendengarkan
pemaparan masalah oleh Klien dan sering kali juga klien itu hanya ingin
mendapat persetujuan akan keputusan atau pendapatnya saat melakukan konseling.
Dia akan menjadi sanga marah jika ternyata kita tidak sepaham atau menyetujui
caranya dan akhirnya bisa berbuntut macam- macam.
Pernah
dalam pelayanan seorang konselee tidak bisa menerima pendapat orang lain yang
bertentangan dengan prisnipnya yang memang salah secara kebenaran namun dia
tidak bisa melihatnya sehingga menjadi sangat marah dan mengancam, itulah salah
satu bagian dukanya.
Hal lain
pernah seorang konselee datang dan mengeluh Panjang lebar tentang hidupnya
yang terlunta-lunta, kesulitan keuangan
dan lainnya. Secara pemahaman sering kali konselor menyadari harus menjaga
perasaan, namun serng kali sulit juga
untuk tidak melibatkan perasaan iba dan akhirnya memberi bantuan pinjaman
materiil. Tidak di beri rasanya kasihan waktu akan kita beri, hati kecil
menyadari bahwa ini ada salahnya karena mungkin sekali kita tertipu oleh cara
mereka. Akhirnya tetap di berikan dengan pemikiran jika ternyata benar dia
membutuhkan akan sangat menolong, namun jika tertipu karena memberikan ini
urusannya dengan Tuhan. Pemikiran ini melegakan konselor untuk memberikan,
Namun dalam pengalaman beberapa kali
ternyata memang ada juga yang memang menipu dengan modus seperti itu.
Yang
menyedihkan lainnya adalah tatkala konselee menyerah dan tidak lagi mau
berjuang. Mereka mungkin tidak merasa perlu lagi berjuang sementara konselor
seringkali melihat masih ada celah yang bisa di bereskan asal mereka mau
berjuang, maka tatkala mereka mundur maka kesedihan akan menerpa hati seorang
konselor.
Yang paling
menyedihkan adalah mereka tidak merasa perlu untuk konseling. Banyak masyarakat
merasa konseling itu adalah untuk mereka yang sedang sakit ada masalah besar
dalam rumah tangganya. Ini adalah konsep-konsep yang keliru. Konseling sangat
diperlukan tatkala masalah itu belum ada namun ada kemungkinan bisa muncul maka
perlu sekali mengantisipasi, bukan bermasalah baru mencari konselor.
Seorang konselor
Kristen mencoba melakukan pelayanan konseling melalui bidang ilmu psikologi dan
konseling dan mengintegrasikan firman Tuhan kedalam hidup real mereka, namun
tetap saja banyak anggapan bahwa konselor itu secular tidak alkitabiah,
sehingga bagi mereka cukup melakukan firman Tuhan dan berdoa cukup. Saya setuju
Firman Tuhan yah dan amin namun dalam melakukannya tidaklah mudah karena akan
berbenturan dengan kemanusiaan seseorang, maka alangkah baiknya jika
penyampaian firman Tuhan itu melalui pendekatan psikologi sehingga lebih mudah
di cerna secara perasaan melalui
konseling, namun sangat sedikit mereka yang bisa mengerti hal ini, ini sangat
menyedihkan hati konselor Kristen
Apakah
semua itu membuat kita mundur dari pelayanan. Tidak ……, pelayanan kita adalah
pelayanan kemanusiaan membantu mereka menemukan masalah mereka dan biarkan
mereka selesaikan masalah itu didalam Tuhan. Konselor kristen hanyalah
kepanjangan tangan Tuhan dalam melayani umatnya.
Setiap
bidang dalam melayani masyarakat ada suka dan dukanya, dan biarlah kedua ini
menjadi kekuatan seseorang dalam melayani sesamanya. TUHAN MEMBERKATI.
No comments:
Post a Comment