Saturday, August 17, 2024

Sulitnya Mengasihi

 Mudah sekali bagi seseorang mengadakan Mengasihi...

Apakah memang dalam mengasihi seorang semudah kata-kata? Tentu tidak saudara. Mengasihi itu adalah suatu perjuangan panjang dan kerendahan hati yang laur biasa yang harus di kerjakan.

Mengasihi itu sangat erat hubungannya dengan persaaan kita, persaaan nyaman kita, persaaan penerimaan terhadap diri kita Dan juga pemenuhan akan kebutuhan kita dari seseorang.

Tatkala kita tersakiti oleh mereka yang kita kasihi apakah kita tetapi mengasihi ya? Tatkala kebutuhan kita tidak terpenuhi apakah kita Masih mengasihinya. Jika ya... Apakah kasih itu bergantung pada diri kita? Atau diri orang yang kita kasihi atau kah ada hal lainnya....?

Secara umum manusia mengasihi dengan syarat tertentu, saya mengasihi seseorang yang memberikan daya tarik luar biasa kepada diri saya, itu mengasihi yang berdasar kepada ketertarikan fisik. Mengasihi seseorang karena kebaikkan yang selalu kita terima, perhatian dan bantuan yang selalu kita terima dari orang tersebut, kasih yang karena kebutuhan kita terpenuhi....?

Kalau begitu alangkah dangkalnya kasih kita yang hanya berorientasi kepada diri kita sendiri. Bukankah dengan demikian kita itu egois, yaitu hanya mengasihi sebagai balasan dari sesuatu yang kita terima dari orang lain.

Sebagai orang percaya, Orang Kristen, kita melihat contoh jelas dari Yesus Kristus yang mengasihi justru mereka yang menyalibkanNYa. Kasih yang tanpa syarat kepada manusia yang memang ingin Dia selamatkan

Kasih Kristus yang tidak berkesudahan kepada umat manusia yang selalu menyakiti diriNya Dan selalu berdosa ini. Jika kita harus berkaca kepada Kristus maka seyogianya kasih kita itu bukalah kasih yang bersyarat, tetapi kasih Kristus dalam diri kita terpancar keluar dalam relasi kita dengan orang lain.....

Kita mengasihi orang lain yang mungkin tidak ada relasinya dengan kita, misalnya kita melihat orang yang hidupnya kekurangan yang ada disekitar kita Dan tergerak untuk menolong mereka. Kasih kita kepada mereka yang belum kenal Tuhan Yesus Dan memperkenalkannya kepada Kristus.

Dalam berkeluarga bisakah kita mengasihi pasangan kita dalam segala kekurangannya. Mungkin Dia tidak dapat memenuhi kebutuhan kita atau harapan kita, masihkah kita tetapi mengasihinya dengan semangat kasih yang sama.

Waktu anak-anak kita bertumbuh semakin dewasa namun tidak sesuai dengan harapan kita, masihkah kita mengasihi mereka Dan membimbing mereka terus atau justru kita acuhkan mereka ......

Mari saudara kita kembali memeriksa kasih yang ada dalam diri kita masing-masing Dan terus menjaga kasih Kristus dalam diri kita semakin nyata Dan mengalir dalam hidup kita dengan ditandai kasih kita yang tidak berkesudahan dan tanpa pamrih kepada sekitar kita. TUHAN memberkati 

Monday, August 12, 2024

Mengalahkan Diri

Ada perkataan atau kata bijak yang sering didengungkan bahwa musuh terbesar dari manusia adalah diri mereka sendiri. Tidak mudah memang mengatasi diri sendiri, mengatasi gelombang emosi diri dan mengontrol kehendak diri serta pengaruh yang ada diluar diri yang begitu besar dan menekan sehingga tidak mampu membandung dorongan-dorongan ini, kita jatuh dalam dosa.

Sebagai manusia berdosa memang dibelakang ini ada masalah yang paling mendasar yaitu dosa manusia yang sudah mendasar dan dosa bawaan yang mengontrol diri kita kendati memang dosa kita sudah ditebus dan dikuduskan oleh darah Kristus namun sifat keberdosaan itu terus mengikuti dan mempengaruhi kita dalam kehidupan sehari-hari.

Hal inilah yang harus kita sadari bahwa sifat keberdosaan ini selalu ada dalam diri dan  selalu membawa  kecenderungan bagi manusia untuk  berbuat sesuatu yang berdosa, dan inilah yang sulit bagi kita untuk mengalahkan diri kita sendiri.

Sebagai contoh dari Alkitab, Rasul Paulus mengatakan banyak hal baik yang dia ketahui namun tidak selalu hal baik yang ia lakukan dalam kehidupan. Begitu juga dengan kehidupan kita, sekelas Rasul Paulus pun mengakui banyak kesulitan sebagai manusia yang harus dihadapi.

Dalam hidup kita banyak sekali harapan dalam diri yang ingin dicapai, kedudukan, harta kekayaan, pandangan orang terhadap diri, penerimaan diri dan banyak hal lainnya, sehingga dalam hal ini seringkali kita tanpa sadar demi mencapai keinginan ini menyerempet hal-hal berdosa, misalnya menonjolkan diri, meremehkan orang lain, menyenangkan orang lain atau atasan, melobby orang tertentu untuk mencapai harapannya dan banyak hal negative lainnya yang bisa  dilakukan tanpa kita sadari muncul dalam diri.

Sebagai orang percaya, baik rohaniwan, akitvis tidak luput dari permasalahan ini oleh karena itu perlu kewaspadaan tinggi dalam bertingkah laku dalam menghidupi kehidupan dalam dunia secular maupun dalam lingkungan pelayanan.

Kesadaran tinggi akan keberadaan diri ini adalah kedewasaan dalam hal psikologis maupun teologis seseorang, dan ini tidak lepas dari keinginan belajar terus untuk bertumbuh menyerupai Kristus. Kehidupan rohani pribadi sangat penting, untuk membawa kita makin mengenal diri. Bersandar pada Tuhan dan mendengar suara Tuhan menjadi syarat mutlak. Kesimpulan yang boleh kita ambil adalah terus bergaul erat dengan Tuhan untuk semakin mengenal Allah dan dengan mengenal Allah semakin tau kehendak Allah pada manusia juga membawa kita mengenal diri kita sebagai manusia berdosa.

Tuhan memberkati.

Monday, July 29, 2024

Type dalam Bekerja

Ada banyak macam type manusia dalam menjalankan kehidupan ini terutama dalam berprilaku dalam lingkungan pekerjaannya. Type yang ada ini adakalanya dalam relasinya tidak selalu selaras adanya bahkan kadang bisa terjadi konflik.

Secara umum sebagai manusia yang mewarisi sifat keberdosaan selalu memiliki kecendrungan mencari keuntungan bagi dirinya sendiri atau mencari kesempatan untuk hal yang menguntungkan dirinya. Ini adalah hal yang umum dalam suatu lingkungan pekerjaan.

Banyak orang tidak menyadari type prilakunya dan acapkali bisajuga menimbulkan ketidak sukaan bagi orang lain apalagi yang bersentuhan atau berhubungan dengan nya.


Type -type itu Bisa dikategorikan:

1. Type Mercusar, yaitu type prilaku yang sangat ingin menonjolkan dirinya Baik dalam ucapan maupun dalam berprilaku dalam keseharian. Ingin selalu menonjolkan dirinya dan ingin dihargai dan di terima menjadi seseorang yang dianggap hebat. Mungkin orang type ini tidaklah sehebat dengan apa yang dikatakanya, tidak terwujud dengan apa yang di lakukan atau yang telah dikerjakannya namun orang type seperti ini bisa menutupinya dengan berbicara yang hebat dan meyakinkan orang lain.

2. Type Siput, yaitu Satu type yang tidak pernah berani menonjolkan diri, selalu bersembunyi dalam tempat yang nyaman. Orang type ini bisa jadi mempunyai banyak ide dan pemikiran yang baik namun selalu malu untuk mengemukakannya dan merasa malu, merasa pemikirannya kurang bagus sehingga malu untuk di kemukakannya.  Orang type ini seringkali merasa pemikirannya itu diambil Oleh orang lain dan marah dalam hati namun tidak bisa apa-apa karena tidak ada keberanian.

3. Type Bulldozer, yaitu Satu type yang energik dan apa yang dipikir lalu selalu dikerjakan bahkan tanpa berpikir panjang langsung dikerjakan. Orang type ini seringkali juga tidak terlalu perduli dengan aturan dan menabrak Sana sini yang penting apa yang di pikirkan dapat di wujudkan. Tidak memikirkan secara matang dan mempertimbangkan terlalu jauh baik atau buruk. Type seperti ini memang kadang dibutuhkan untuk merealisasikan suatu rencana yang tertunda tundra di tangan mereka pasti dengan segra akan terwujud.

4. Type Kancil, Sesuai dengan type binatang ini yang lincah dan sedikit nakal alias licik. Type ini bisa memberikan hal buruk jika terpicu Oleh sesuatu yang buruk dan bisa mempengaruhi orang lain. Orang type ini seringkali menggunakan orang lain untuk mencapai misinya. Mereka memperhatikan suatu situasi lalu merencakan sesuatu tetapi menggunakan orang lain dan mengekseskusinya agar maksud dan citanya tercapai. Orang type tersebut selalu menampilkan dirinya pandai dan Baik namun tidak pernah menggunakan tangannya melakukan sesuatu yang akan memberikan citra buruk dan selalu memakai Cara menggunakan tangan orang lain dalam melakukannya. Orang seperti demikian akan menjadi musuh dalam selimut Karena kita tidak pernah tau maksud hatinya dan bisa Saja suatu saat akan menggunakan diri kita juga.

Demikian beberapa type yang bisa kita perhatikan namun tentu saja masih saja ada type lainnya yang tidak disebutkan disini. Dan type ini bisa ada dalam lingkungan kerja kita bahkan dalam lingkungan pelayanan orang Kristen Baik di para church ataupun dalam Gereja sekalipun.

Mari kita juga memperhatikan diri kita apakah kita ada dalam salah satu type seperti ini dan bagaimana kita dapat mengatasinya agar tidak bertindak negatif dan merugikan rekan kerja atau institusi dimana kita berada dan juga bagi diri kita sendiri

Tuhan memberkati


Kelemahan dan kecendrungan

 

Sebagai manusia berdosa maka kecendrungan manusia secara umum adalah melakukan dosa, dengan demikian kecendrungan itu menandai suatu kebiasaan dari keadaan manusia sehingga berbuat seperti itu.

Kesadaran ini sangat baik sehingga membawa kita dan mengajarkan kita untuk berlaku hati-hati dalam hidup ini dalam bertingkah laku. Bagaimana kita mengatasi kecendrungan hidup yang tidak baik ini agar tidak selalu hidup di dalam dosa.

Beberapa kelemahan  dan kecendrungan manusia didalam hidup ini meliputi banyak hal yang tanpa sadar kita lakukan dalam keseharian, hal-hal itu antara lain adalah:

Kebanggaan diri. Yaitu perasaan selalu ingin diterima dan diakui keberadaannya. Sebagai seorang rohaniwan aku pun melihat ini merupakan suatu sisi gelap manusia secara umum. Sebagai seorang rohaniwan seringkali merasa terluka jika tidak dihargai, jika tidak pernah diundang kotbah, tidak pernah diminta pendapatnya, tidak menerima pujian atau diakui hal yang dilakukan dalam pelayanannya.

Iri  hati. Kecenderungan selalu merasa iri hati kepada mereka yang berhasil dalam hidup, dan selalu merasa diri sendiri lebih baik dan bisa lebih baik jika ada kesempatan yang diberikan kepadanya. Merasa iri terhadap mereka yang lebih dikenal, lebih berada dalam hal keuangan, bahkan merasa iri hati terhadap  mereka yang memiliki barang barang yang lebih dari dirinya.

Materi. Berhubungan dengan kebutuhan hidup dan kemapanan hidup, kendati sebagai seorang hamba Tuhan tetap adalah manusia biasa saja yang juga membutuhkan uang dalam hidup ini sehingga tidak heran semua manusia berusaha mencari yang lebih dan lebih lagi agar lumbung-lumbungnya semakin bertambah sehingga mencukupkan kebutuhan hidupnya. Dalam hal demikian maka bisa ada kecendrungan mengejar materi dan ini bisa memberi diri masuk kedalam banyak hal kearah materialistik. Apalagi jika seorang rohaniwan yang materialistik tentu saja tidak baik di mata para jemaatnya, celakanya seringkali tidak merasa diri materialistik karena memang itu kebutuhan wajar manusia.

Kebenaran diri. Merasa diri paling benar dan merasa orang lain selalu salah dan diri benar. Ada kecendrungan merasa orang lain tidak mau mendengar dan menerima pendapatnya, padahal menurutnya pendapatnya sangat baik. Ada kecendrungan selalu mencari dan melihat kesalahan orang lain dibanding dengan mengkoreksi diri. Ada kecenderungan sulit untuk diberitahu dan merasa direndahkan atau ditolak jika pendapatnya tidak diterima.

Waktu. Setiap orang seyogianya mempunyai waktu yang sama sehari 24 jam dan sehari namun banyak orang merasa diri sibuk sehingga kekurangan waktu dan ada kecendrungan merasa orang lain tidak seberat dia dalam menggunakan waktu untuk bekerja, seakan dia yang paling sibuk dibanding dengan yang lainnya. Permasalahannya seringkali kita Ada kecendrungan marah jika dipermasalahkan mengenai waktu karena merasa sudah memberikan waktunya dengan maksimal.

Masih banyak hal lainnya yang muncul dari kebiasaan kita sebagai orang berdosa dalam bertingkah laku dalam hidup ini. Sadar bahwa sebagai orang berdosa sifat keberdosaan ini seringkali melekat dalam diri manusia walau  sudah diselamatkan dan dibebaskan dari dosa namun kecendrungan berdosa selalu muncul dan mendorong kita melakukan dosa.

Dengan menyadari hal ini justru seharunya membawa kita mawas diri dan sadar  serta berhati-hati dalam menyikapinya jangan Sampai terjebak didalamnya dan akhirnya kembali berdosa, namun kita harus menyikapi dengan sebaliknya bahwa menyadari ada kecenderungan negative yang membawa kedalam keberdosaan dengan berlaku dengan hati hati