Keluarga adalah suatu tanggung jawab yang Tuhan berikan kepada kita untuk dikerjakan dan dinikmati. Oleh karena itu setiap mereka yang ingin berkeluarga harus berani Bertanggung jawab dalam berkeluarga dan Tuhan akan memberikan anugrah kepada mereka untuk menikmatinya.
Sunday, June 28, 2020
Tuesday, March 24, 2020
Covid 19, why……?
Seluruh
dunia di buat hebah dengan kehadiran virus Corona yang membawa begitu banyak
kematian di seluruh muka bumi.
Manusia
yang selama ini merasa arogan dan menjelajahi bumi serta mengeksploitasi
seluruh isinya kini hanya bisa meratap sedih tanpa bisa berbuat apa-apa.
Dimanakah kedigdayaan manusia ketika diperhadapkan pada situasi bumi yang
merona karena gerah. Bahkan Tuhan ingin berbicara kepada setiap kita
dengan munculnya corona di tengah hiruk pikuknya manusia.
Ketika
bumi telah terganggu keseimbangannya maka mulailah bergoncang untuk
menyeimbangkan kembali yang selama ini rusak, sadarkah manusia sudah seberapa
jauh kita ikut merusak tatanan dunia demi keserakahan kita umat manusia.
Kini kita
hanya bisa mengalirkan air mata, melihat satu persatu saudara kita umat manusia
mati tanpa ada keluarga di sisinya bahkan entah dimana kuburnya pun banyak yang
tidak tahu, kematian datang menyongsong menghancur leburkan kesombongan umat
manusia.
Adakah Tuhan
membiarkan ini terjadi terus!!!, masih berapa lamakah kita manusia harus
menanggung derita! Dahulu kita mengenal bersatu kita teguh bercerai kita
runtuh, hancur sudah pepatah ini dengan hadirnya Corona. Saat ini bersatu kita
hancur berpisah kita selamat, sehingga terjadilah social distance bahkan
di beberapa tempat negara lain melakukan lock down kota dan negara mereka.
Apa yang
bisa kita ambil hikmahnya, disaat inilah kita perlu untuk menenangkan diri dan
mengintropeksi diri dalam segala kesibukan kita. Masing-masing kita belajar
untuk duduk diam demi keselamatan kita, namun bersamaan dengan itu membuat kita
mempunyai banyak waktu untuk Bersama dengan keluarga dan berdoa. Jangan jangan
inikah yang telah hilang dari manusia. Bumi sudah terlalu pusing dengan hiruk
pikuk manusia sehingga perlu di hentikan sehingga dimana mana negara semua tiba
tiba menjadi sunyi sepi.
Demi
tidak tertular maka kita harus memaksa diri untuk taat aturan dimana selama ini seringkali melanggarnya. Dengan banyaknya waktu di rumah membawa kita
kembali membaca firman Tuhan dan berdoa. Jangan-jangan inikah yang hilang dari
diri manusia.
Tuhan
kami sadar dan belajar. Kami sedih takut setiap kali mendengar orang yang kami
kenal satu persatu menghadap Engkau. Tuhan ampunilah bumi dan seluruh isinya
yang sudah jauh dari rencana MU.
Doa kami
biarlah ini semua cepat berlalu dan kami belajar tidak mengulangi kesalahan
kami.
Monday, March 23, 2020
Tuesday, February 25, 2020
Tuesday, February 18, 2020
Monday, February 10, 2020
Thursday, February 6, 2020
Monday, January 27, 2020
Thursday, January 23, 2020
Merasa di rendahkan, tidak dipandang harus bagaimana........
Manusia hidup banyak mengalami segala macam permasalahan, baik berkenaan dengan kehidupan moral maupun materil. Tidak hanya itu såja ternyata masalah Psikologi juga seringkali juga sangat mempengaruhi kehidupan seseorang.
Mungkin di dalam hidup, kita pernah mengalami di rendahkan oleh orang lain. Dipandang remeh, dianggap bukan siapa-siapa, tidak pandai dan ini sangat menyakitkan Hati.
Itulah kehidupan, dalam dunia yang sudah tercemar oleh beragam ajaran dan paham, nilai-nilai berubah mengikuti zamannya. Manusia zaman ini selalu mengejar materi dan menjadi ukuran dirinya. Hampir semua manusia di manapun berada lebih mengejar kedudukan dan kekayaan dibanding hal-hal yang bersifat mendasar seperti masalah spiritual.
Manusia akan sangat di hargai jika memenuhi nilai-nilai di zaman itu. Dizaman sekarang ini hampir kebanyakan orang sangat menghargai dan menilai tinggi mereka yang pandai. Orang -orang pandai dianggap orang yang akan berhasil hidupnya kelak.
Dampaknya yang terjadi adalah banyak kemudahan terjadi bagi mereka yang pandai-pandai atau minimal terlihat pandai di masayarakat umum. Mereka yang benar dan jujur kalah bersaing dengan mereka yang pandai.
Orang pandai, mereka akan pandai sekali bermain didalam setiap kesempatan, dan dalam pekerjaan meniti karier umumnya mereka akan cepat berganti dan beralih tempat kerja. Orang pandai ini memang kemungkinan berhasilnya untuk menjadi orang besar sangat mungkin. Beda dengan orang benar dan jujur. Umumnya orang benar dan jujur akan terlihat sedikit "bodoh" bagi mata mereka di dunia bisnis, dan mereka ( orang benar dan jujur) biasanya mempunyai hati nurani kejujuran yang sangat sulit untuk bertindak sesuatu yang mengganggu hati nuraninya.
Saat kıta dianggap bukan siapa-siapa dianggap bodoh dan lain sebagainya, maka yang harus kita lakukan adalah introspeksi diri, mengapa mereka beranggapan seperti itu. Adakalanya kita tidaklah bodoh tetapi orang benar, maka jangan kecil Hati dan rendah diri. Hargailah dirimu sendiri sebagai ciptaan Allah. yang terpenting adalah kita menjadi manusia yang sesuai dengan maksud dari pencipta kita, melakukan segala sesuatu sesuai dengan panggilannya, maka janganlah kecil hati terhadap anggapan orang. Tuhan lebih melihat orang benar dibanding orang pintar. jadi jika melihat kita tidak bodoh namun tidak dipandang karena kita benar janganlah rendah diri, Tuhan tidak pernah memandang ciptaanNYA rendah
Tuhan memberkati
Mungkin di dalam hidup, kita pernah mengalami di rendahkan oleh orang lain. Dipandang remeh, dianggap bukan siapa-siapa, tidak pandai dan ini sangat menyakitkan Hati.
Itulah kehidupan, dalam dunia yang sudah tercemar oleh beragam ajaran dan paham, nilai-nilai berubah mengikuti zamannya. Manusia zaman ini selalu mengejar materi dan menjadi ukuran dirinya. Hampir semua manusia di manapun berada lebih mengejar kedudukan dan kekayaan dibanding hal-hal yang bersifat mendasar seperti masalah spiritual.
Manusia akan sangat di hargai jika memenuhi nilai-nilai di zaman itu. Dizaman sekarang ini hampir kebanyakan orang sangat menghargai dan menilai tinggi mereka yang pandai. Orang -orang pandai dianggap orang yang akan berhasil hidupnya kelak.
Dampaknya yang terjadi adalah banyak kemudahan terjadi bagi mereka yang pandai-pandai atau minimal terlihat pandai di masayarakat umum. Mereka yang benar dan jujur kalah bersaing dengan mereka yang pandai.
Orang pandai, mereka akan pandai sekali bermain didalam setiap kesempatan, dan dalam pekerjaan meniti karier umumnya mereka akan cepat berganti dan beralih tempat kerja. Orang pandai ini memang kemungkinan berhasilnya untuk menjadi orang besar sangat mungkin. Beda dengan orang benar dan jujur. Umumnya orang benar dan jujur akan terlihat sedikit "bodoh" bagi mata mereka di dunia bisnis, dan mereka ( orang benar dan jujur) biasanya mempunyai hati nurani kejujuran yang sangat sulit untuk bertindak sesuatu yang mengganggu hati nuraninya.
Saat kıta dianggap bukan siapa-siapa dianggap bodoh dan lain sebagainya, maka yang harus kita lakukan adalah introspeksi diri, mengapa mereka beranggapan seperti itu. Adakalanya kita tidaklah bodoh tetapi orang benar, maka jangan kecil Hati dan rendah diri. Hargailah dirimu sendiri sebagai ciptaan Allah. yang terpenting adalah kita menjadi manusia yang sesuai dengan maksud dari pencipta kita, melakukan segala sesuatu sesuai dengan panggilannya, maka janganlah kecil hati terhadap anggapan orang. Tuhan lebih melihat orang benar dibanding orang pintar. jadi jika melihat kita tidak bodoh namun tidak dipandang karena kita benar janganlah rendah diri, Tuhan tidak pernah memandang ciptaanNYA rendah
Tuhan memberkati
Monday, January 20, 2020
Monday, January 13, 2020
Friday, January 10, 2020
Kekayaan versus kebahagiaan
Awal tahun umumnya semua orang berusaha untuk menyusun semua rencananya, apa yang ingin di capainya dan apa yang harus dikerjakan, yang dikejar dalam jangka pendek lalu apa yang harus dilakukan dalam mempersiapkan semuanya untuk jangka panjang kehidupan ini.
Hampir kebanyakan orang akan bermuara pada kehidupan dalam dunia ini dalam arti hal materi yang dapat di capai, atau dalam bahasa keseharian adalah mengejar kekayaan. Banyak orang merasa kekayaan itu adalah sumber kebahagiaan. Kedudukan, kekayaan dan penghargaan dari orang lain merupakan suatu tujuan yang selalu dikejar oleh setiap umat manusia dalam usia apapun juga.
Kekayaan, kedudukan, penghargaan orang semua itu adalah masuk kedalam polemik kehidupan manusia. Jangan dikira jika kita sudah mendekati hal itu maka kita sudah bahagia. Beberapa cerita dari mereka yang saat ini cukup berada secara materi dan kedudukan merasa hidupnya dulu jauh lebih bermakna dan berbahagia.
Seorang yang sudah berhasil dalam hidupnya dan aku kenal cukup baik, di awali dengan kerja keras dan tidak memiliki apa apa, harus naik angkot pergi bekerja, lalu di tolong oleh rekan lain sehingga bisa bekerja dalam sebuah pabrik, dan berkat kerja kerasnya dia boleh mendapat kedudukan sebagai supervisor saat itu. rekan ini mulai berpacaran dan kemudian menikah, Ia tidak memiliki apa-apa, pacaranpun mereka naik bajaj waktu itu, menikah menyewa sebuah rumah kecil tanpa kursi ruang tamu, hanya kasur untuk mereka tidur dan perabot sekedarnya.
Kerja dan kerja, suami istri akhirnya mulai menjadi manager di masing-masing usahanya dan mulai bisa memiliki mobil dan dengan suka cita mereka liwati hari mereka. apakah mereka bahagia ternyata tidak. Mereka tidak puas dengan semua itu dan mereka kejar terus dan jadilah mereka sukses dalam pekerjaan mempunyai mobil mewah untuk masing-masing dan liburan keluar negri, apakah mereka bahagia? ternyata tidak.....!
Mereka merasa mereka semakin hari semakin jauh satu dengan lainnya, istri lebih sering curhat dengan supirnya karena dialah yang mengantar kemana saja dia pergi, suami lebih ke sekretarisnya karena memang begitu dikantor dan urusan pekerjaannya, hidup mereka semakin jauh. Mereka merasakan dulu waktu masih pacaran mereka himpitan naik bajay menyenangkan ketika di bayangkan sekarang, karena banyak senda gurau. Saat ini senda gurau jarang dilakukan. semua mempertahankan statusnya dan kedudukannya dengan terus bekerja keras dan mengorbankan relasi berdua.
apakah kekayaan menjadikan bahagia...... ternyata tidak! memang kekayaan memberikan banyak kemudahan namun tidak menjamin memberikan kebahagiaan. Kebahagiaan harus diisi dengan kerja keras dalam kita menjalin relasi. Kebahagiaan sangat berurusan dengan spiritualitas kita. Dunia tidak akan pernah memberi kepuasan maka kebahagiaan tidak pernah tercapai. Spiritualitas mendekatkan kita dengan pencipta maka akan memberi kita kesadaran hidup yang terpenting yaitu simplicity dan contenment
jadi kekayaan dan kebahagiaan akan dicapai dengan kita merasa cukup dan bisa menghidupinya didalam anugrah TUHAN.
Hampir kebanyakan orang akan bermuara pada kehidupan dalam dunia ini dalam arti hal materi yang dapat di capai, atau dalam bahasa keseharian adalah mengejar kekayaan. Banyak orang merasa kekayaan itu adalah sumber kebahagiaan. Kedudukan, kekayaan dan penghargaan dari orang lain merupakan suatu tujuan yang selalu dikejar oleh setiap umat manusia dalam usia apapun juga.
Kekayaan, kedudukan, penghargaan orang semua itu adalah masuk kedalam polemik kehidupan manusia. Jangan dikira jika kita sudah mendekati hal itu maka kita sudah bahagia. Beberapa cerita dari mereka yang saat ini cukup berada secara materi dan kedudukan merasa hidupnya dulu jauh lebih bermakna dan berbahagia.
Seorang yang sudah berhasil dalam hidupnya dan aku kenal cukup baik, di awali dengan kerja keras dan tidak memiliki apa apa, harus naik angkot pergi bekerja, lalu di tolong oleh rekan lain sehingga bisa bekerja dalam sebuah pabrik, dan berkat kerja kerasnya dia boleh mendapat kedudukan sebagai supervisor saat itu. rekan ini mulai berpacaran dan kemudian menikah, Ia tidak memiliki apa-apa, pacaranpun mereka naik bajaj waktu itu, menikah menyewa sebuah rumah kecil tanpa kursi ruang tamu, hanya kasur untuk mereka tidur dan perabot sekedarnya.
Kerja dan kerja, suami istri akhirnya mulai menjadi manager di masing-masing usahanya dan mulai bisa memiliki mobil dan dengan suka cita mereka liwati hari mereka. apakah mereka bahagia ternyata tidak. Mereka tidak puas dengan semua itu dan mereka kejar terus dan jadilah mereka sukses dalam pekerjaan mempunyai mobil mewah untuk masing-masing dan liburan keluar negri, apakah mereka bahagia? ternyata tidak.....!
Mereka merasa mereka semakin hari semakin jauh satu dengan lainnya, istri lebih sering curhat dengan supirnya karena dialah yang mengantar kemana saja dia pergi, suami lebih ke sekretarisnya karena memang begitu dikantor dan urusan pekerjaannya, hidup mereka semakin jauh. Mereka merasakan dulu waktu masih pacaran mereka himpitan naik bajay menyenangkan ketika di bayangkan sekarang, karena banyak senda gurau. Saat ini senda gurau jarang dilakukan. semua mempertahankan statusnya dan kedudukannya dengan terus bekerja keras dan mengorbankan relasi berdua.
apakah kekayaan menjadikan bahagia...... ternyata tidak! memang kekayaan memberikan banyak kemudahan namun tidak menjamin memberikan kebahagiaan. Kebahagiaan harus diisi dengan kerja keras dalam kita menjalin relasi. Kebahagiaan sangat berurusan dengan spiritualitas kita. Dunia tidak akan pernah memberi kepuasan maka kebahagiaan tidak pernah tercapai. Spiritualitas mendekatkan kita dengan pencipta maka akan memberi kita kesadaran hidup yang terpenting yaitu simplicity dan contenment
jadi kekayaan dan kebahagiaan akan dicapai dengan kita merasa cukup dan bisa menghidupinya didalam anugrah TUHAN.
Tuesday, January 7, 2020
Suka duka seorang konselor Kristen
Pelayanan
konseling melelahkan karena meliputi perasaan dan juga pkiran. Perlu penguasaan
diri yang kuat agar tidak sampai hanyut dalam pelayanan terhadap konselee kita dan kita harus tegas memberikan
masukkan dan membuka wawasan klien kita agar mereka bisa melihat permasalahan
mereka dengan jelas dan akhirnya bisa mengambil keputusan lebih tepat bagi
hidupnya.
Sebagai
seorang konselor seringkali harus menghadapi keletihan fisik dalam mendengarkan
pemaparan masalah oleh Klien dan sering kali juga klien itu hanya ingin
mendapat persetujuan akan keputusan atau pendapatnya saat melakukan konseling.
Dia akan menjadi sanga marah jika ternyata kita tidak sepaham atau menyetujui
caranya dan akhirnya bisa berbuntut macam- macam.
Pernah
dalam pelayanan seorang konselee tidak bisa menerima pendapat orang lain yang
bertentangan dengan prisnipnya yang memang salah secara kebenaran namun dia
tidak bisa melihatnya sehingga menjadi sangat marah dan mengancam, itulah salah
satu bagian dukanya.
Hal lain
pernah seorang konselee datang dan mengeluh Panjang lebar tentang hidupnya
yang terlunta-lunta, kesulitan keuangan
dan lainnya. Secara pemahaman sering kali konselor menyadari harus menjaga
perasaan, namun serng kali sulit juga
untuk tidak melibatkan perasaan iba dan akhirnya memberi bantuan pinjaman
materiil. Tidak di beri rasanya kasihan waktu akan kita beri, hati kecil
menyadari bahwa ini ada salahnya karena mungkin sekali kita tertipu oleh cara
mereka. Akhirnya tetap di berikan dengan pemikiran jika ternyata benar dia
membutuhkan akan sangat menolong, namun jika tertipu karena memberikan ini
urusannya dengan Tuhan. Pemikiran ini melegakan konselor untuk memberikan,
Namun dalam pengalaman beberapa kali
ternyata memang ada juga yang memang menipu dengan modus seperti itu.
Yang
menyedihkan lainnya adalah tatkala konselee menyerah dan tidak lagi mau
berjuang. Mereka mungkin tidak merasa perlu lagi berjuang sementara konselor
seringkali melihat masih ada celah yang bisa di bereskan asal mereka mau
berjuang, maka tatkala mereka mundur maka kesedihan akan menerpa hati seorang
konselor.
Yang paling
menyedihkan adalah mereka tidak merasa perlu untuk konseling. Banyak masyarakat
merasa konseling itu adalah untuk mereka yang sedang sakit ada masalah besar
dalam rumah tangganya. Ini adalah konsep-konsep yang keliru. Konseling sangat
diperlukan tatkala masalah itu belum ada namun ada kemungkinan bisa muncul maka
perlu sekali mengantisipasi, bukan bermasalah baru mencari konselor.
Seorang konselor
Kristen mencoba melakukan pelayanan konseling melalui bidang ilmu psikologi dan
konseling dan mengintegrasikan firman Tuhan kedalam hidup real mereka, namun
tetap saja banyak anggapan bahwa konselor itu secular tidak alkitabiah,
sehingga bagi mereka cukup melakukan firman Tuhan dan berdoa cukup. Saya setuju
Firman Tuhan yah dan amin namun dalam melakukannya tidaklah mudah karena akan
berbenturan dengan kemanusiaan seseorang, maka alangkah baiknya jika
penyampaian firman Tuhan itu melalui pendekatan psikologi sehingga lebih mudah
di cerna secara perasaan melalui
konseling, namun sangat sedikit mereka yang bisa mengerti hal ini, ini sangat
menyedihkan hati konselor Kristen
Apakah
semua itu membuat kita mundur dari pelayanan. Tidak ……, pelayanan kita adalah
pelayanan kemanusiaan membantu mereka menemukan masalah mereka dan biarkan
mereka selesaikan masalah itu didalam Tuhan. Konselor kristen hanyalah
kepanjangan tangan Tuhan dalam melayani umatnya.
Setiap
bidang dalam melayani masyarakat ada suka dan dukanya, dan biarlah kedua ini
menjadi kekuatan seseorang dalam melayani sesamanya. TUHAN MEMBERKATI.
Subscribe to:
Posts (Atom)