Tuesday, January 23, 2018

PERISTIWA GAGAL GINJAL 5: PROSES TRANSPLANTASI

DOCTOR TAN ENG CHON
UROLOGI dari Mount Elizabeth Hospital yang menangani berjalannya Operasi Transplanatasi Ginjal ku pada tanggal  21 Maret 2017
doctor yang sangat menolong dan baik hati serta ramah merawatku sampai dengan hari ini. Beliau seorang Kristen yang baik hati dan menjalankan kasih dari Kristus dalam praktek kedokterannya.


DOCTOR LYE WAY CHONG
Seorang nefrology ahli ginjal yang menangani aku selama sakit ginjal. dan beliau lah yang memimpin 
jalannya operasi tranplantasi ginjal. Beliau masih menangani hingga saat ini.
Doctor Lye Way Chong inilah seorang dokter yang luar biasa yang melakukan transplantasi ginjal sekalipun berbeda golongan darah ia mampu melakukannya sungguh talenta yang sangat luar biasa untuk menolong manusia yang membutuhkan.

Proses:
Setelah kami mempersiapkan semua hal yang diperlukan kami mencari waktu yang tepat untuk melakukan jalannya operasi. Saat kami berangkat kami ditemani oleh teman baik dari Gereja yang bernama Jusni Rijab dan seorang lain teman baik dari Yayasan Eunike bernama Anastasia Grace.
Sebelum kami berangkat beberapa orang dari gereja dan dari Yayasan Eunike mengupayakan tempat tinggal yang dapat kami gunakan selama kami berobat di Spore yang diperkirakan membutuhkan waktu 2 bulan pemulihan. kami di cari kan tempat yaitu di daerah Potong Pasir.
Malam itu kami berangkat ke Singapore dan tiba di Potong Pasir. Grace dan kami berdua tinggal di Potong Pasir sedangkan Jusni Ia ke Hotel karena masih ada yang harus dikerjakan berkenaan dengan urusan kantornya.
Ke esokkan harinya kami pergi ke Klinik Lye Way Chong di Lucky plaza lantai 5, kami melakukan serangkaian pemeriksaan dan diharuskan melakukan lagi Haemodialysys selama 5 jam. mereka semua pergi meninggalkan aku di ruang cuci darah. Sementara itu pendonor sudah masuk ke rumah sakit dalam rangka persiapan juga disana. Selesai melakukan cuci darah kami langsung pergi ke rumah sakit Mount Elizabeth dan langsung masu ruangan yang sudah disiapkan untuk beristirahat karena operasi akan dilakukan sore menjelang malam. Saat itu tidak ada sedikitpun rasa takut atau gentar. Perasaan yang ada adalah keinginan untuk sembuh yang sangat besar.
Beberapa family, teman dekat bahkan beberapa majelis dari gereja datang menjenguk dalam persiapan operasi ini. Mereka semua menghibur dan memberikan kekuatan agar tidak gentar. Hingga saatnya saya mulai di dorong masuk ke ruang operasi

saat memasuki lorong itu tiba-tiba ada perasaan tegang, dan aku memegang erat tangan istriku tanpa terasa air mata mengalir di pipi dan kulihat wajahnya dengan dalam pikiranku tiba tiba membayangkan mungkin ini kali terakhir aku memandangnya, lalu aku melihat sekeliling dan juga sahabat yang mengantarku.
Aku diletakkan di lorong sambil menanti kedatangan dokter yang akan mengoperasikan diriku
Setelah sekian lama menanti akhirnya datang lah para dokter yang akan menangani operasiku. saat itu yang aku tahu ada dokter Lye, Dokter Tan, dan Dokter Rauf. saat itu aku melihat jam sekitar 17.30 aku melihat jam karena aku ingin sekali tahu mungkin sekali itulah jam kematianku, itulah pikiran yang ada. Lalu aku hanya mendengar dokter mengatakan baik kita mulai dan tidak berapa lama aku sudah tidak ingat apa-apa lagi

No comments: